Pengajian Umum 21/8/2009 : Keutamaan Bulan Ramadhan

Pengajian umum Forum Pengajian Jumat kali ini diisi oleh Ustadz Cecep Solehudin, ceramah dimulai setelah melakukan sholat Isya dan sholat Taraweh berjamaah.

Pada kesempatan ini Ustadz Cecep membahas tentang keutamaan bulan Ramadhan, ringkasan ceramahnya adalah sebagai berikut:

Hadist Rasullulah SAW : “Bahwa umur umatku antara 50 s/d 70 tahun dan sangat sedikit yang melewati itu”.

Bila dibandingkan waktu setelah hidup di dunia yaitu kehidupan akherat, maka kehidupan dunia ini sangatlah singkat. Untuk itu kita harus bertanya kepada diri kita apakah yang telah kita lakukan sebagai persiapan dalam kehidupan yang singkat ini untuk mempersiapkan kehidupan akherat nanti. Tanpa bekal yang cukup maka kita akan mengalami kehidupan neraka di akherat nanti.

Bulan Ramadhan merupakan bulan ampunan, barang siapa menemukan bulan Ramadhan dan dalam bulan Ramadhan tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT maka akan termasuk ke dalam orang-orang yang merugi.

Rasullulah SAW menyampaikan keutamaan bulan Ramadhan adalah :

1. Bulan yang agung dan penuh berkah, bulan dimana pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya dan semua syetan dibelenggu, maka barang siapa yang tidak mendapat keberkahan di Bulan Ramadhan termasuk orang-orang yang merugi.

2. Dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam dimana lebih baik dari 1000 bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Barang siapa yang bangun malam pada malam Lailatul Qadar maka Allah SWT akan mengampuni segala dosa-dosanya.

3. Allah SWT menjadikan Bulan Ramadhan sebagai kewajiban Ibadah bagi kita. Allah SWT mengatakan semua ibadah adalah untuk umatnya kecuali puasa adalah untuk Alah SWT, dan Allah SWT yang akan langsung membalasnya. Kebaikan di bulan Ramadhan ini akan dibalas dengan berlipat-lipat kebaikan oleh Allah SWT.

4. Barang siapa melakukan ibadah sunah di bulan Ramadhan maka pahalanya sama dengan ibadah wajib di bulan lain, barang siapa melakukan ibadah wajib di bulan Ramadhan maka pahalanya 70 kali lebih banyak dibandingkan dengan ibadah di bulan lain.

5. Barang siapa yang memberi makan orang berpuasa di bulan Ramadhan maka dia akan mendapatkan 3 hal yaitu : diampuni dosa-dosanya, akan dibebaskan dari api neraka, dan mendapat pahala sama dengan pahalanya orang yang berpuasa.

Pengajian ditutup dengan do'a untuk kepulihan saudara kita Adjie Natapradja yang mengalami musibah kecelakaan (BPK).

Berita Duka

Assalamu'alaikum wr wb

Salah satu Jamaah Forum Pengajian Jumat Akhi Adjie Natapradja hari ini mengalami musibah kecelakaan. Mohon doanya agar cepat sembuh dan diberi kesabaran atas musibah ini.

Saat ini Akhie Adjie sedang di rawat di Royal North Shore Hospital - St. Leonard.

wassalamu'alikum wr wb

BPK

Pengajian Umum 14/8/2009 : Ayat-ayat Cinta



Materi pengajian Jumat 14 Agustus disampaikan oleh Ustad Zulkarnaen, Judul pengajian Jumat kali ini adalah Ayat-Ayat Cinta dan kaitannya dengan bulan Ramadhan.

Dalam Al Quran terdapat ayat-ayat cinta, tetapi kita sering terlewatkan untuk menikmati ayat-ayat tersebut, sebagai contoh Surat Al Ahzab Ayat 43 yang berbunyi : “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.

Pada dasarnya orang mukmin dan Allah terdapat hubungan cinta yang sangat kuat. Ada suatu kepastian dari Allah, bahwa sesuatu yang dicintai apabila disebut namanya akan memberikan getaran dalam hati sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Al Anfal Ayat 2 yang berbunyi : “ Sesungguhya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal”. Dalam ayat ini bila kita sebut nama Allah kita tidak bereaksi berupa getaran dalam hati kita maka harus kita koreksi kecintaan kita pada Allah SWT, kemungkinan hati kita telah menjadi keras.

Allah memanggil dengan mesra kepada umatnya untuk melakukan ibadah Ramadhan sebagaimana terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Bulan Ramadhan dijadikan Allah menjadi bulan ampunan bagi umatnya.

Islam datang mengajarkan untuk memegang hukum dalam 3 hal:
1. Hukum hubungan manusia dengan Allah dalam bentuk ibadah
2. Hukum hubungan antara manusia dengan dirinya, misalnya dalam hal makan, pakaian dan lain-lain.
3. Hukum hubungan manusia dengan manusia lainnya

Ketiga hukum di atas harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita terhindar dari murkanya. Tetapi karena rahmat Allah, Allah akan memberikan ampunan apabila kita bertaubat dan meminta ampun. Hanya saja bila hubungan antara manusia kurang baik maka Allah memerintahkan untuk menangguhkan ampunannya apabila 2 orang mukmin saling tidak bertegur sapa pada bulan Ramadhan, meskipun bulan Ramadahan adalah bulan ampunan. Dalam bulan Ramadhan 3 hukum itu harus kita perhatikan secara benar agar mendapat ampunan dari Allah SWT di bulan Ramadhan.

Beribadah saja seperti sholat, dan puasa di bulan Ramadhan tidaklah cukup, karena bila mengabaikan hukum-hukum Allah yang lain akan bisa masuk dalam kategori fasik, sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Maidah Ayat49 yang berbunyi : “Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.

Untuk dikabulkan doa kita ada syarat-syarat yaitu mengimani dan menjalankan yang diperintahkan Allah serta meninggalkan segala larangannya.
Bulan Ramadhan adalah latihan pengendalian diri pada garizah (naluri) yang berhubungan dengan jasmani, misalnya makan, minum dan hubungan suami istri. Dimana hal-hal yang halal pada bulan-bulan lain tetapi diharamkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan pada siang hari. (BPK)

Ibrah: Kisah Ashabul Kahfi

http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=432

Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuasaan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di balik ini semua?

Ashhabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:

رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak akan menyeru Rabb selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang jauh.” (Al-Kahfi: 14)
Yakni, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah mengucapkan suatu شَطَطًا (perkataan yang jauh), yaitu perkataan palsu, dusta, dan dzalim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkataan mereka selanjutnya:

هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا

“Kaum kami ini telah mengambil sesembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tidak mengajukan alasan yang terang (tentang keyakinan mereka?) Siapakah yng lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (Al-Kahfi: 15)
Ketika mereka sepakat terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memudahkan urusan mereka:

رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami." (Al-Kahfi: 10)
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu wa Ta’ala buatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota tempat mereka tinggal. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ

“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tertidur sekian ratus tahun lamanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka saling bertanya), dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ

"Berkatalah salah seorang dari mereka: ‘Sudah berapa lama kalian menetap (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Yang lain berkata pula: ‘Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota membawa uang perakmu ini’.” (Al-Kahfi: 19)
Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata. Di antaranya:
1. Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai ayat-ayat yang menakjubkan yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi mereka yang mau memerhatikannya.
2. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala melindunginya dan lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai sebab orang-orang yang sesat mendapat hidayah (petunjuk). Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersikap lembut terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan berlimpahnya kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu adalah suatu kebenaran.
3. Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguhnya Allah mengutus mereka adalah untuk hal itu. Dengan pembahasan yang mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan mereka, akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adalah benar, dan bahwa hari kiamat yang pasti terjadi bukanlah suatu hal yang perlu disangsikan.
4. Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya kepada yang mengetahuinya. Dan hendaknya dia berhenti dalam perkara yang dia ketahui.
5. Sahnya menunjuk wakil dalam jual beli, dan sah pula kerjasama dalam masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan mereka dalam ayat:

فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِيْنَة

“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)
6. Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi atau sesuai selera, selama tidak berbuat israf (boros atau berlebihan) yang terlarang, berdasarkan dalil:

فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ

"Hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu." (Al-Kahfi: 19)
7. Melalui kisah ini kita dianjurkan untuk berhati-hati dan mengasingkan diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah dalam agama. Dan hendaknya seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat menjauhkannya dari suatu kejahatan.
8. Diterangkan dalam kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari segenap fitnah yang akan menimpa agama mereka, untuk kembali pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
9. Disebutkan dalam kisah ini betapa luasnya akibat buruk dari kemudaratan dan kerusakan yang menumbuhkan kebencian dan upaya meninggalkannya. Dan sesungguhnya jalan ini adalah jalan yang ditempuh kaum mukminin.
10. Bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا

“Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sungguh kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka’.” (Al-Kahfi: 21)
Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup (setelah bangun dari tidur panjang) adalah orang-orang yang mengerti agama. Hal ini diketahui karena mereka sangat menghormati para pemuda itu sehingga sangat berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua mereka. Dan walaupun ini dilarang –terutama dalam syariat agama kita– tetapi tujuan diceritakannya hal ini adalah sebagai keterangan bahwa rasa takut yang begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut akan fitnah yang mengancam keimanannya, serta masuknya mereka ke dalam gua telah Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan sesudah itu dengan keamanan dan penghormatan yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang yang menempuh suatu kesulitan karena Allah, di mana Dia jadikan baginya akhir perjalanan yang sangat terpuji.
11. Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat adalah suatu hal yang tidak pantas untuk ditekuni, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَلاَ تُمَارِ فِيْهِمْ إلاَّ مِرَاءً ظَاهِرًا

“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22)
12. Faedah lain dari kisah ini bahwasanya bertanya kepada yang tidak berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan:

وَلاَ تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا

"Dan jangan pula bertanya mengenai mereka (para pemuda itu) kepada salah seorang di antara mereka itu." (Al-Kahfi: 22)
Wallahu a’lam.

(Diambil dari Taisirul Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu)

Pengajian Bapak 7/8/2009 : Tafsir Surat Al Kahf

Pengajian Jum’at untuk Bapak-bapak tanggal 7 Agustus 2009 diisi oleh Ustadz Zaenal Arifin membahas tentang keutamaan surat Al Kahf.

Al Qur’an diturunkan kepada manusia :
1.Sebagai Hidayah
2.Sebagai Pengobat
3.Sebagai pemisah antara yang haq dan batil

Surat-surat dalam Al Qur’an mempunyai manfaat atau keutamaan tertentu, misalnya surat An-nas mempunyai keutamaan untuk berlindung dari godaan syetan. Adapun surat Al-Kahf, menurut hadist yang diriwayatkan oleh Imam Albani : “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahf sesuai dengan yang diturunkan, maka akan menjadikan sinar bagi pembacanya pada hari kiamat dari tempat tinggalnya sampai ke Mekah. Dan barang siapa membaca 10 ayat yang terakhir, Dajjal (pemaksa) tidak akan mampu mempengaruhi orang itu.”

Surat Al-Kahf mengandung 4 sejarah:

1. Sejarah Ashabul Kahfi, ada beberapa pemuda Muslim yang konsisten menjalankan ajaran Allah tetapi dimusuhi masyarakatnya. Karena ancaman dari masyarakatnya, pemuda-pemuda tersebut mendapatkan ilham dari Allah untuk melarikan diri dan bersembunyi di sebuah goa, kemudian oleh Allah ditidurkan selama 310 tahun, dan ketika bangun seluruh masyarakat sekitarnya telah menjadi Muslim semua.
Sejarah ini merupakan hiburan bagi Nabi Muhammad ketika menghadapi kendala yang berat dalam berdakwah. Hikmah yang bisa diambil dari dari sejarah ini adalah dalam menjalankan perintah Allah SWT selalu banyak menghadapi ujian.

2. Sejarah Shohibul Janatain, dalam sejarah ini dikisahkan bahwa Allah memberi nikmat pada seorang lelaki kekayaan yang melimpah ruah, tetapi begitu kaya dia lupa pada siapa yang memberi kekayaan tersebut, serta bersikap sombong dan takabur. Hikmah dari sejarah ini adalah agar kita tidak takabur dan sombong, tetapi harus selalu menjadi orang yang pandai bersyukur karena Allah SWT akan mudah mencabut semua kenikmatan tersebut.

3. Sejarah Nabi Musa dan Nabi Khaidir, Nabi Musa berpendapat pada suatu forum bahwa dialah yang paling pandai. Allah tidak menyukai kesombongan ini sehingga Allah memberi ilham kepadanya untuk berjumpa dengan seorang hamba Allah yang saleh yaitu Khaidir. Hikmah yang bias diambil dari sejarah ini adalah seorang yang berilmu harus Tawadlu dan tidak merasa malu atau segan untuk berguru kepada yang lebih rendah ilmunya. Bila telah berilmu janganlah merendahkan orang lain karena Allah tidak menyukai sikap sombong.

4. Sejarah Dzulkarnaen, kisah tentang seorang yang berkuasa dan mempunyai kekuatan yang besar tetapi dia memanfaatkan kekuasaan tersebut untuk kebaikan dengan ikhlas, sehingga mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Hikmah yang bias diambil dari kisah ini adalah seorang yang menjadi pemimpin harus melaksanakan dengan ikhlas agar tidak menghancurkan dirinya sendiri.

Hubungan surat Al-Kahf dengan Dajjal (pemaksa):
Dajjal akan muncul di antara Palestina dan Damaskus dan mempunyai kekuasaan yang sangat luas di dunia kecuali di Mekah dan Madinah, serta akan membawa 4 fitnah besar yaitu:

1. Fitnah Agama, yaitu bias memaksa manusia untuk menyembah dirinya.

2. Fitnah Harta, yaitu mampu memanggil awan untuk menurunkan hujan dalam sekejap di daerah yang kekeringan dan menyuburkan daerah tersebut.

3. Fitnah Ilmu, yaitu seakan-akan mengetahui hal-hal yang ghaib yang di luar kemampuan orang biasa.

4. Fitnah Kekuasaan, yaitu bisa menguasai seluruh bagian dunia ini kecuali Madinah dan Mekah.

Hal-hal yang bisa mendatangkan keselamatan dari pengaruh Dajjal:
Dajjal bisa terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari saat ini, untuk menghindari pengaruh jahat dari dajjal hal-hal yang bisa dilakukan adalah :

1. Memilih teman-teman yang baik
2. Bersabar bersama-sama orang yang beribadah
3. Jangan silau pada kesenangan dunia
4. Mengerti hakekat dunia yang sebenarnya, bahwa dunia hanya sementara saja, sehingga orang yang tidak serius akan ditelan oleh masa dan menjadi orang yang merugi (ayat 45).
5. Rendah hati/tawadlu (ayat 69).
6. Ikhlas (ayat 110), beramal soleh dengan ikhlas dan tidak musyrik adalah jalan untuk langsung bertemu Allah SWT.
(BPK)

Pengajian Bapak 31/7/2009 : Tawakal

Salam,

Ikhwan-akhwat rahimakumulloh, alhamdulillah kajian bapak2 pada malam itu di sampaikan Oleh Ustadh Zulkarnaen.
Adapun materi yg di sampaikannya masih ada kaitannya dgn materi pengajian pd tgl 3july lalu, yaitu mu'zijat Al-quran. Sehingga kalau di runut ke atas utk mengimani al-quran ini diperlukan adanya ketawakalan. Karena keduanya satu kesatuan yg tidak dpt dipisahkan.
Sebab definisi dari Tawakal itu sendiri adalah menyerahkan segala urusan dan kemauan kita kepada kemauan dan keputusan Alloh swt.
Maka seseorang baru bisa dikatakan beriman jikalau di dalam dirinya ada ketawakalan terhadap Alloh swt. sedangkan Iman itu sendiri yaitu megakui adanya suatu zat yg maha tinggi.
Oleh karena itu jikalau kedua hal itu tadi sdh kita fahami menjadi satu kesatuan keyakinan, maka secara otomatis kita akan mengimani adanya Qadha dan Qadr nya Alloh swt. Yg mana di dalm hal ini setiap perbuatan dan kejadian yg terjadi terhadap manusia tidak akan terlepas dari kehendaknya Alloh swt. Sebab setiap kejadian dan perbuatan manusia terbagi dalam 2 dimensi, yaitu dimensi pertama dimensi yg dikuasi Manusia, dan yg kedua adalah dimensi yg menguasai Manusia.
Sebagai contoh : (dimensi yg dikuasai) ketika kita menguasai suatu keahlian (mengendarai mobil) tentunya kita bisa memperlakukan mobil kita semaunya baik pelan, cepat, belok ataupun mundur hati2 maupun sembrono..namun ketika kita sdh berhati2 bahkan waspada sekonyong2 ada org nyebrang secara mendadak sehingga kita menabraknya (inilah yg dikatakan sebagai dimensi yg menguasai manusia) kita tidak bisa mengelaknya dan diluar dugaan manusia. Maka tindakan yg dilakukan oleh seseorang yg beriman adalah tentunya pasti akan berhenti menolongnya dan bertanggung jawab. Disinilah letak penilaian Alloh swt dalam memberikan pahala-Nya. Wallohu 'alam bishawab.
Demikianlah inti ringkasan pengajian pd malam itu, mohon ma'af kalau ada salah dan khilaf serta mohon koreksi dari ustadh Zul itu sendiri, jikalau dalam penyampaian ini saya sedikit ber-improvisasi.

Wasalam,
AbuAtha

Liputan: Pengajian Maquarie 24 juli 2009

Salam,

Afwan/ma'af untuk kajian Bapak2 tgl 24/07/09 tidak dapat kami upload. Berhubung ustadh yg seyogyanya mengisi kajian bapak2 yaitu ustadh Zaenal Arifin,tidak dpt hadir dikarenakan sakit. Sehingga kegiatan malam itu di isi dengan tadarus Al-quran bersama. Namun keesokan harinya tgl 25/07/09 saya bersama keluarga datang memenuhi undangan dari bapak Robi selaku ketua dari pengajian Maquarie, yg alhamdulillah pd kesempatan malam hari itu tauziah diisi oleh ustad Muhammad Nursyamsi. Dengan tema, "Membangun kembali peradaban Islam".
Kalau di simak materinya tidak jauh berbeda dgn topik yg pernah kita bawakan pd beberapa bulan yg lalu, hanya lebih sempurna dan cukup greget bagi yg mendengarnya. Maka tak heran ketika menginjak Sesi tanya jawab, baik dari Akhwat maupun ikhwan yg notabene para mahasiswa yg sedang menuntut ilmu disini begitu antusias.Dan yg bikin saya terperanggah semua pertanyaan-pertanyaannya berbobot, sampai2 ustadh Noor sedikit kurang siap dlm menjawab beliau hanya menjawab garis besarnya saja, karena jawabanya memerlukan waktu panjang lebar supaya dpt difahami dan itu tdk dpt disampaikan dikarenakan keterbatasan waktu.
Kesimpulannya.... saya bangga punya generasi2 muda Islam spt mereka yg kritis dlm berfikir namun open minded utk menerima kebenaran2 yg datangnya dari Alloh, bahkan sebelum dimulainya pengajian para akhwatnya tadarusan Al-quran dahulu secara bergantian yg dipimpin oleh mbak Mita. Dan utk Ust Noor well done...saya anggap tauziahnya berhasil, karena paling tidak beliau telah memberikan nuansa baru dalam menyampaikan Dakwah Islam ditinjau dari sisi yg berbeda.

Wasalam,
AbuAtha