Youth Lecture 11/02/11: Bringing Oneself to Account


This Friday night, we learned about bringing oneself to account.

`Umar ibn al-Khattâb (رضي الله عنه) once said, "Bring yourself to account before you are taken to account." He added, "Weigh your deeds before your deeds are weighed (by Allâh (سبحانه وتعالى))."

This issue of questioning oneself and taking oneself to account was practiced by the Salaf (early generations) of this Ummah. Hasan al-Basri (رحمه الله) said, "You will never meet a believer except that he brings himself to account."

The evil, wicked, wretched individual will never bring himself to account, and will never question himself. Allâh (سبحانه وتعالى) said about this kind of individual: وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا "And his affair has been lost." (TMQ Al-Kahf 18:28)

Ibnul Qayyim (رحمه الله) said taking account of oneself is one of the ways of treating the sick heart.

There are many sicknesses of the heart such as backbiting, jealousy, vindictiveness, etc. If one takes himself to account regularly on these matters, he will stop committing these actions, thus curing the sicknesses in his heart.

Ibnul Qayyim said taking account of oneself is of two types:

1. Taking account of oneself before doing an action
2- Taking account of oneself after doing an action

So how does one take himself to account before an action?

Firstly, you should pause at the first thought and intention - stop, take a step back, think and ponder, and do not rush to perform that deed - and do not proceed until it becomes clear that it is more beneficial to do the action than to abstain.


Hasan al-Basri (رحمه الله) said, "May Allâh have mercy upon the slave who pauses at the thought of doing an action and, if the action was for the sake of Allâh, he proceeds; and if it was for other than the sake of Allâh, he abstains."

Ibnul Qayyim (رحمه الله) put forward a 4-step plan for taking oneself to account:

Step One: If the nafs moves and wants to do an action, the slave steps back, pauses, looks and ponders. Then he asks: Is this something that is feasible or possible that can be accomplished, or is it not possible? If it is not possible, then he stops and does not proceed, because he recognises he cannot do it.

Step Two: If it is possible, then he pauses again and asks: Is performing this action better than leaving it? If it is better to abstain, then he does not proceed.

Step Three: If it is better to do it, then he pauses for a third time, and looks and asks: Is the reason and intent behind this action that he is seeking the Face of Allâh and His reward, or does he want some position or wealth or praise from the creation? And if his reason is to purely seek the Face of Allâh, then to Allâh belongs all praise. But if he realises that the intention is to seek a position or praise or wealth from the creation, then he stops and does not proceeds. And why does he stop? Why does he hold back? Ibnul Qayyim says so that your nafs does not get accustomed to ash-Shirk (Riyâ' (insincerity in performing a deed) is a minor form of Shirk), and so it doesn't become simple to perform an action for other than Allâh. And making it easy to do an action for other than Allâh will make it difficult to perform an action purely for Allâh.

Step Four: And if he finds that the action is for the sake of Allaah, he pauses again (the fourth time). The 'abd (slave) pauses, looks and investigates, checking himself, bringing himself to account before even doing the action and asks: Will he be aided in doing this action? Does he have supporters if the action is in need of that? If he needs supporters, and he doesn't have any, then he stays back from it; he refrains. Ibnul Qayyim (رحمه الله) said, "The slave refrains like the Messenger of Allâh (صلى الله عليه وسلم) refrained from Jihâd while in Makkah."

Wallâhu A`lam wa Ahkam (Ibnu Âdam)

Pengajian Bapak 28/01/2011 : Kewajiban Zakat

Pada hari Jumat 28/01/2011 Pengajian Bapak-bapak Forum Pengajian Jumat (FPJ) diisi oleh ustadz Zulkarnaen. Kajian malam ini berkitan dengan kewajiban shalat dan zakat. Islam mengajarkan kepada umatnya bukan hanya kewajiban individu saja seperti shalat, tetapi Islam juga mengajarkan hubungan muamalah salah satunya adalah kewajiban zakat.


Allah memberikan rizki kepada seluruh manusia. Allah memberikan rizki kepada manusia tidak sama, ada yang kaya ada yang miskin. Kewajiban zakat adalah salah satu sarana agar manusia bisa saling tolong menolong diantara sesamanya. Zakat adalah juga salah satu bentuk ibadah, dimana zakat adalah termasuk salah satu pilar rukun Islam. Harta yang telah sampai nisabnya yaitu 85 gram emas maka wajib dikeluarkan zakat sebesar 2,5 %.

Kewajiban zakat diwajibkan kepada umat Islam setelah Rasullulah hijrah ke Madinah setelah berdirinya negara Islam pertama kali. Pengelolaan zakat dilaksanakan oleh negara melalui Baitul Mal. Baitul Mal bertugas untuk mengumpulkan zakat dan mendistribusikan kepada 8 kelompok katagori (asnaf) yang berhak menerima zakat.

Pada saat ini pangelolaan zakat dilakukan oleh individu ataupun organisasi Islam karena tidak adanya institusi negara Islam yang bertugas melaksanakan, untuk itulah pentingnya usaha umat Islam untuk mewujudkan tegaknya kembali negara Islam. (BPK)

Pengajian Outdoor Majelis Taklim Fajar Islam

Pada hari sabtu tanggal 22/01/2011 Majelis Taklim Fajar Islam melaksanakan pengajian outdoor yang dilaksanakan di Nuragingy park. Acara yang dipandu oleh Bapak Lukman Azis dimulai pada jam 3.15 pm. Sebelum tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Zainal Arifin, bapak Agus Hermawan menyampaikan pengumuman yang berisi beberapa kegiatan Forum Pengajian Jumat (FPJ).

Isi pengajian yang disampaikan ustadz Zaenal Arifin antara lain adalah manusia selain diharuskan untuk bersyukur kepada Allah SWT, juga diharuskan untuk bersyukur kepada sesama manusia. Rasa syukur pertama kepada manusia kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita Iman dan Islam sebagai agama kita. Manusia lain yang patut kita memberikan rasa syukur adalah kedua orang tua kita. Selain itu kita harus bersyukur kepada para sahabat dan guru-guru kita yang mengajarkan agama Islam terhadap kita. Rasa syukur kita lakukan dengan cara mendoakan mereka.

Tugas kita di bumi ini adalah melaksanakan dakwah, dalam berdakwah seharusnya dilakukan dengan cara berjamaah seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sesama umat muslim seharusnya bersatu dan bantu membantu dalam dakwah. Seorang muslim seharusnya mencintai sesama muslim seperti mencintai diri sendiri dan menjadikan hatinya satu dengan muslim yang lain, sesungguhnya seorang muslim dengan muslim lain diibaratkan satu tubuh, jika satu tubuh sakit maka bagian tubuh lainnya juga merasa sakit. Isi sebagian syariat Islam berbicara tentang persaudaraan sesama muslim, inilah pentingnya persatuan diantara sesama Muslim.

Dalam mengarungi kehidupan ini kita akan mengalami berbagai banyak cobaan dan rintangan, untuk itulah kita harus sabar dan selalu minta pertolongan kepada Allah SWT sebab sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat. Kita harus terus meminta ampunan kepada Allah SWT, sebab Allah maha pengampun. Allah menurunkan syariat Islam untuk dilaksanakan, karena salah satu fungsi syariat Islam diterapkan di dunia ini adalah untuk meringankan dosa nanti di akherat. Misalnya hukum potong tangan akan memperingan hukuman dosa mencuri di akherat nanti karena sudah di hukum di dunia, hanya saja pada saat ini tidak semua hukum Syariat Islam bisa dilaksanakan karena tidak adanya Negara Islam.

Allah SWT sangat mencintai manusia yaitu orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad yang baik, dan orang-orang yang melakukan kebaikan yang terus menerus. (BPK)

Kajian Islam 31/12/2010 : Mengenal Tahun Baru Islam Muharram

Pada hari Jumat 31/12/2010 Forum Study Islam (FSI) menyelenggarakan kajian Islam bertema 'Mengenal Tahun Baru Islam'. Acara yang dipandu oleh bapak Azis ini didahului dengan pemutaran film islami yang berjudul 'Sejarah Penerapan Syariat Islam di Indonesia'. Acara utama dimulai tepat pada pukul 10.30 pm dengan didahului pembacaan ayat suci Al quran oleh Bapak Rapotan. Selanjutnya kajian Islam disampaikan oleh ustadz Ardi Abdul Hanan dan Ustadz Zulkarnaen.

Pada kesempatan pertama ustadz Ardi Abdul Hanan menyampaikan bahwa umat islam mempunyai tahun tersendiri yang dikenal dengan tahun Hijriah dan bulan Muharram sebagai awal dari bulan-bulan tahun Hijriah. Kalender islam diambil dari hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah, dimana selama 13 tahun selama di Mekah Rasulullah berdakwah untuk memperbaiki aqidah kaum Quraisy. Dakwah Rasulullah ini mendapat banyak hambatan bahkan Rasulullah mengalami ancaman pembunuhan sehingga Rasulullah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah untuk mendirikan negara Islam yang pertama kali, setelah sebelumnya sebagian para sahabat berhijrah lebih dahulu ke Madinah atas petunjuk Rasulullah.

Pada kesempatan kedua Ustadz Zulkarnaen menyampaikan ketika para sahabat akan menentukan tahun/kalender Islam ada beberapa usulan dari mana mulainya, usulan itu antara lain sama dengan kalender romawi, atau usulan dimulainya kelahiran Rasulullah. Namun keputusan yang dianggap paling tepat adalah diambil dari hijrahnya nabi Muhammad SAW.

Rasulullah diutus Allah SWT untuk memperbaiki aqidah bangsa Arab dari penyembahan kepada selain Allah SWT kepada penyembahan hanya kepada Allah SWT. Dakwah Rasulullah ini mendapat tantangan dari bangsa Arab. Pada saat yang bersamaan Rasulullah berdakwah kepada para kabilah-kabilah untuk menawarkan Islam sebagai pedoman hidup, sampai kabilah yang berasal dari Madinah berbaiat kepada Rasulullah. Setelah terjadi baiat kedua di aqabah maka Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah dan mendirikan negara Islam yang pertama, sejak saat itu diterapkan sistem kehidupan Islam baik dari segi aqidah, sosial, ekonomi dan politik. Sejak saat itulah peradaban Islam berkembang menjadi suatu peradaban yang sangat maju dan menjadi pusat peradaban dunia. (BPK)

Pengajian Keluarga Arek Jawa Timur - 19/12/2010

Pada hari minggu tanggal 19/12/2010 bertempat di Masjid Al hijrah tempe dilaksanakan pertemuan bulanan keluarga Arek Jawa Timur. Acara yang dipandu oleh ketua keluarga arek jawa timur bapak Rudy Mawardi dimulai dengan pembicaraan tentang partisipasi dalam pembangunan perluasan masjid al hijrah. Alhamdulilah seluruh anggota bersepakat menyetujui untuk berpartisipasi dalam membantu pembangunan perluasan masjid. Acara dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh ustadz Zainal Arifin. Isi daripada tausiah tersebut adalah kewajiban umat Islam untuk mencintai saudaranya sesama muslim. Tidaklah sempurna keimanan seseorang sampai seorang muslim mencintai saudaranya sesama muslim seperti dia mencintai saudaranya sendiri.

Setiap manusia akan menemui ajalnya yaitu ketika malaikat maut menjemput manusia, pada hari itulah hari yang berbahagia bagi seorang mukmin yang beriman kepada Allah SWT sebab malaikat maut akan menjemput seorang mukmin dengan sapaan yang indah : 'wahai jiwa yang baik keluarlah dari tubuh yang baik' dan ketika ruhnya dicabut dia tersenyum karena dia merasakan keindahan karena malaikat pencabut nyawa memberikan segala penghormatan dan mencabut nyawa seorang mukmin dengan sangat halus.

Setiap orang yang mati akan ditanya 3 hal yaitu siapa tuhanmu?, apa agamu? dan pernahkan kau mendengan nabi yang diutus padamu pada akhir jaman?. Maka seorang mukmin akan mudah memberikan jawaban tersebut yaitu tuhanku adalah Allah SWT, Islam agamaku, dan nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus Allah SWT.

Hari kedua dimana merupakan hari bahagia bagi seorang mukmin adalah ketika hari dimana dilakukan perhitungan amal perbuatan manusia selama di dunia. Orang-orang yang berbahagia adalah orang-orang mukmin yang menerima catatan semua amal perbuatannya dengan tangan kanan.

Untuk itulah orang-orang yang beriman harus mempersiapkan diri menyambut kedua hari bahagia tersebut dengan melaksanakan berbagai macam amal perbuatan yang baik. Seorang mukmin yang cerdas adalah seseorang yang selalu melakukan muhasabah dan mengevaluasi dirinya apakah sudah cukup amal perbuatannya dalam beribadah kepada Allah SWT untuk menyambut hari bahagia setelah menemui ajal nanti. Orang yang bodoh dan paling sial adalah seseorang yang beramal baik sedikit tetapi mempunyai harapan yang besar untuk dapat memasuki surga.

Adapun bagi orang-orang yang tidak beriman dan mempunyai amal baik yang sedikit maka ketika malaikat maut ketika mencabut nyawanya akan berkata :'wahai jiwa yang buruk keluarlah dari tubuh yang buruk', dan malaikat maut akan mencabut nyawa dengan kasar dan akan mendatangkan rasa sakit yang sangat dahsyat. Sedangkan hari kedua yang paling celaka bagi orang yang tidak beriman dan beramal baik sedikit adalah ketika dia menerima catatat amal perbuatannya dengan tangan kiri yang menunjukkan bahwa amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya yang akan menghantarkannya pada kehidupan kekal di neraka. (BambangPK).

Pengajian Al-Ikhlas 18/12/2010

Sebagai wujud menjalin silaturahim, pada hari sabtu tanggal 18/12/2010 saya bersama Bapak Lukman Azis ketua majelis taklim Fajar Islam menghadiri pengajian 3 mingguan majelis taklim Al-Ikhlas. Pengajian yang dipandu ketua majelis taklim Al-Ikhlas bapak Danni Amri malam ini diisi oleh Ustadz Dr Chalidin Yakob. Tema pengajian yang disampaikan malam ini berkaitan dengan bulan Muharam yang merupakan tahun baru Islam.

Pada bulan Muharam umat Islam disunahkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam. Kewajiban umat Islam di dunia ini adalah menyampaikan risalah Islam sesuai dengan kemampuan kita. Pada bulan Muharam ini seharusnya kita evaluasi apa yang sudah kita lakukan dakwah/syiar Islam yang telah kita sampaikan baik untuk keluarga maupun untuk masyarakat. Setidaknya kita harus mempunyai rencana dakwah untuk masa ke depan, begitu juga ibadah-ibadah yang akan kita lakukan sebaiknya direncanakan untuk meningkat ke arah yang lebih baik.

Kita yang hidup di Australia ini  harus melakukan dakwah/syiar Islam baik untuk keluarga kita maupun untuk masyarakat kita. Kita harus berbagi baik harta atau ilmu yang kita miliki kepada orang lain dengan memberikan sedekah maupun mengajarkan ilmu agama yang kita miliki, kita harus menyampaikan walaupun hanya satu ayat. Amalan baik kita sekecil apapun jangan kita remehkan sebab bisa jadi amal itu yang akan menghantarkan kita ke surga, begitu juga jangan kita remehkan dosa sekecil apapun yang kita perbuat sebab bisa jadi dosa itu yang akan menghantarkan kita ke neraka.

Jika kita melakukan dakwah amar makruf nahi munkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran) harus disertai dengan cara yang tepat sesuai dengan obyek dakwah, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan mudah. (BambangPK).

Pengajian Bapak 17/12/2010 - Tafsir surat Al Qaari'ah dan Al'aadiyaat

Pada hari Jumat 17/12/2010 pengajian FPJ diisi oleh ustadz Zaenal Arifin. Pengajian malam ini membahas tafsir Al qaari'ah dan Al'aadiyaat.

Pengajian dimulai dengan membahas kewajiban manusia. Kewajiban manusia terbagi dua yaitu fardlu ain dan fardlu kifayah. Fardlu ain adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu yang tidak boleh diwakilkan kepada orang lain misalnya shalat, untuk itu kita diwajibkan untuk mengetahui tata cara shalat dan menjalankannya secara benar. Fardlu kifayah adalah kewajiban yang apabila sudah dilaksanakan oleh satu atau sebagian dari umat maka gugurlah kewajiban tersebut, misalnya menguburkan jenazah.

Pembahasan selanjutnya adalah tafsir surat Al qaari'ah. Surat Al qaari'ah menjelaskan tentang hari kiamat. Al qaari'ah artinya adalah gempa. Ketika hari kiamat terjadi manusia dalam kedaan kebingungan dan mencari keselamatan sendiri-sendiri. Pada hari kiamat manusia diibaratkan seperti belalang yang berterbangan, artinya manusia-manusia amat kebingungan karena dahsyatnya hari kiamat. Gunung-gunungpun seperti kapas yang beterbangan. Pada hari kiamat nanti akan ditimbang antara amal keburukan dan amal kebaikan manusia. Maka apabila timbangan kebaikan lebih berat dari keburukan maka manusia tersebut akan berada dalam kesenangan dan dimasukkan dalam surga, sedangkan bila keburukan lebih berat dari kebaikan maka manusia dalam keadaan celaka dan dimasukkan dalam neraka yang sangat panas. Panasnya api neraka lebih panas 70 kali dari panasnya api di dunia.

Hari kiamat pasti akan terjadi tetapi waktunya tidak diketahui, hanya nabi mengabarkan bahwa hari kiamat terjadi pada hari Jumat dimana matahari tidak terbit dari timur melainkan terbit dari barat.

Pembahasan terakhir adalah tafsir surat Al'aadiyaat. Surat Al'aadiyaat menjelaskan tentang sifat manusia yang mempunyai sifat tamak dan rakus. Menurut nabi Muhammad SAW sebaik-baik manusia adalah apabila dia mendapatkan rizki orang itu bersyukur. Dalam surat ini Allah SWT mengatakan sesungguhnya kebanyakan manusia itu ingkar terhadap nikmat Allah SWT dan tidak pandai bersyukur. Kebanyakan manusia cinta terhadap dunia sehingga merka menjadi tamak dan rakus, mereka tidak sadar bahwa harta dunia yang mereka miliki itu akan ditanya oleh Allah SWT dan akan memberatkan mereka nanti di akherat. (BPK).

Youth Lecture - 10/12/10: The Importance of Time

On Friday night, the topic of our lecture was about time and how it could be utilised efficiently. Is time something to waste? Or is it something that should be used to the maximum?


We should all use time usefully, because we might not know when we will die. We shouldn't be like those who say that they will start praying when they are a bit older, because who knows, the Angel of Death might be behind your back right now.


These days, many youths waste their time on unnecessary things like games, going out, watching movies and so on. It is not until later in life that they ponder upon, realise & regret the precious time that they have wasted.


Time is one of those things that once it passes, it can never return again.


Allah explains the importance of time in Surah al-`Asr.


وَالْعَصْرِ

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

(1) By the time, (2) Verily, Man is in loss, (3) Except for those who have believed and done righteous deeds and advised each other to truth and advised each other to patience.

In this Surah, Allah swears by one of the most precious things we have, i.e. time. He says that mankind is in loss, except for those among mankind who believe, do righteous deeds, advise each other to the truth & patience.

Imam Ash-Shafi`i said: "If Allah had revealed only this Surah to His creatures, it alone would have sufficed them with their guidance."

This explains the importance of time & how to use it to our advantage.

Of course, there are times when we relax and have fun. Islam permits this. However, Islam steps in when this fun and relaxation occupies & distracts us from our duties to Allah.

And Allah Knows Best

Pengajian Bapak 10/12/2010 - Meneladani Hijrah Rasullulah

Pada hari Jumat 10/12/2010 pengajian bapak-bapak Forum Pengajian Jumat (FPJ) diisi oleh ustadz Zulkarnaen. Materi yang disampaikan pada malam ini adalah berkenaan dengan hijrah, pemilihan topik ini karena pada saat ini kita masuk dalam bulan hijriah. Pada masa sebelum Rasulullah diutus menyebarkan Islam masyarakat bangsa arab dalam keadaan jahiliyah. Dalam masalah aqidah mereka menyembah berhala, dalam bidang sosial mereka menjalankan hal-hal yang buruk misalnya bidang perdagangan mereka mengurangi timbangan, melaksanakan riba dan hal-hal buruk lainnya. Dalam kondisi demikian Nabi Muhammad SAW diutus sebagai nabi terakhir untuk memperbaiki masyarakat jahiliyah tersebut. Hal pertama yang diperbaiki dari masyarakat jahiliyah tersebut adalah masalah aqidah. Nabi Muhammad SAW mengajak kaum quraisy dari menyembah berhala untuk beralih menyembah kepada Allah SWT. Ajakan dakwah untuk mengesakan Allah ini mendapat penentangan yang kuat dari suku bangsa arab. Agama Islam mengajarkan dalam masalah aqidah dilakukan melalui proses berpikir, Islam mengajarkan bahwa secara akal bila di dunia ini ada lebih dari satu Tuhan maka dunia ini terjadi kekacauan, disini terlihat relevansi ajaran Islam yang benar dalam masalah ketauhidan yaitu hanya ada satu Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta ini beserta isinya yaitu Allah SWT.

Rasullulah dalam melaksanakan tugas dakwah dan para sahabat yang mengikuti ajaran Rasulullah mendapat tekanan dari bangsa quraisy yang tidak menyukai dakwah Rasulullah, sehingga sebagian dari sahabat atas petunjuk Rasulullah melakukan hijrah ke negeri Abasyiah/Ethiopia dan dapat perlindungan dari raja Najasi yang beragama kristen. Dalam kondisi hijrah ini para sahabat tetap melaksanakan tugas dakwah untuk mensyiarkan Islam.

Rasulullah dalam dakwahnya juga menyerukan kepada berbagai kabilah/suku bangsa lain selain quraisy misalnya bani Thaib. Ada sekitar 13 kabilah yang diberi dakwah oleh Rasulullah, dan hanya kabilah dari Madinah yang menyambut seruan dakwah Rasulullah dan bersedia memberikan perlindungan serta memberikan baiat kepada Rasulullah. Setelah mendapat perlindungan dan baiat maka Rasulullah melakukan hijrah ke Madinah untuk mendirikan negara Islam yang pertama. Setelah berdirinya negara Islam di Madinah maka diterapkan sistem kehidupan di masyarakat Madinah dengan sistem kehidupan Islam sehingga terwujud Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.

Seharusnya berpindahnya kita ke negeri yang mayoritas penduduknya bukan Islam seperti Australia mencontoh hijrah Rasulullah dan para sahabat, yaitu hijrah yang mempunyai misi dakwah untuk mensyiarkan Islam agar menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. (BPK).

Pengajian Umum 3/12/2010 - Membentuk Keluarga Islami

 Pada hari Jumat tanggal 3 Desember 2010, pengajian umum FPJ yang dilaksanakan 1 bulan sekali setiap jumat pertama diisi oleh ustad Muhamad Dajuhari. Isi daripada ceramah tersebut antara lain adalah salah satu kewajiban umat Islam adalah menjaga keluarganya dari api neraka, sebagaimana firman Allah :”Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Dari keluarga Islami yang terbentuk ini akan melahirkan sebuah masyarakat yang Islami. Dalam Al Quran terdapat beberapa tipe-tipe keluarga sebagai ibrah bagi kita semua. Misalnya keluarga Lukman, keluarga Nabi Ibrahim. Ada 5 hal bagaimana Nabi Ibrahim sukses membina keluarganya, yaitu :


1. Dalam suatu keluarga dalam mengarungi kehidupan ini harus mempunyai visi hidup. visi hidup di dunia bukan hanya mencari harta saja, visi yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim adalah dalam suatu keluarga harus mempunyai visi dakwah. Dakwah artinya mengajak ke arah kebaikan dan meninggalkan segala keburukan. Dalam melakukan dakwah lakukanlah dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh kaumnya (orang yang diajak bicara) agar mudah dipahami apa yang disampaikan.

2. Sebagai orang tua harus menjadi figur yang dibanggakan oleh anak-anaknya, dengan cara menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, salah satunya adalah dengan sering-sering mengajak keluarga ke tempat pengajian. Kalau ada surga di dunia ini adalah keluarga sakinah, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “Keluargaku adalah surgaku”. Komunikasi yang baik diantara suami istri sangat diperlukan, sehingga anak-anak merasakan kedamaian dalam keluarga. Menjadi suri teladan itu membutuhkan ilmu oleh karena itu dituntut untuk selalu belajar.

3. Selalu berdoa kepada Allah SWT. Manusia diwajibkan untuk berikhtiar, namun ketentuan di tangan Allah SWT, oleh sebab itu kita dianjurkan untuk tidak bosan-bosan berdoa dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.

4. Tidak pernah ragu terhadap semua perintah Allah SWT. Apapun yang diperintahkan Allah SWT sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia sendiri. Yang benar adalah datangnya dari Allah SWT untuk itu harus kita laksanakan dengan tanpa ragu-ragu baik itu berupa kewajiban maupun larangan. Sekaligus kita tidak ragu-ragu bahwa Allah SWT akan menolong kita. Sebagaimana dicontohkan nabi Ibrahim ketika menerima perintah Allah SWT untuk meninggalkan anaknya Nabi Ismail dan istrinya Siti Hajar di padang pasir sehingga datang pertolongan Allah dengan ditemukannya sumber mata air yang sekarang kita kenal dengan sumber air Zamzam.

5. Melakukan dialog diantara keluarga. Ketika nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail melalui mimpi, maka nabi Ibrahim melakukan dialog dengan anaknya Nabi Ismail bagaimana melaksanakan perintah ini sehingga nabi Ismail dengan ikhlas melaksanakan perintah ini. Dialog dalam keluarga sangat diperlukan untuk menjaga saling pengertian diantara anggota keluarga.

Acara ditutup dengan sepatah kata dari Koordinator Forum Pengajuan Jumat (FPJ) bapak Agus Hermawan yang baru saja pulang menunaikan ibadah haji. (BPK)