Lecture: Dealing with Differences in the Muslim Community & Unity in Islam

On Friday 9/4/10, there was a lecture in Bankstown titled: Dealing with Differences in the Muslim Community & Unity in Islam.  The lectures were delivered by Uthman Badar and Brother Soudad.

Unity is like Salat – everyone must know about it and must know what it is.  Many Ayat prove it. Allah says: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ (Indeed, the believers are brothers (QS. Al-Hujurat 49:10)).

When someone passes away, Islam orders to hurry in the burial of that person. When the Prophet, sallahu alayhi wa sallam, passed away, the first thing on the people's minds was to look for a new leader for the community, not the Prophet's funeral. There were meetings, disputes, arguments and even nearly fights. It was after they elected Abu Bakr as the leader that they organised the Prophet's funeral. This is how important unity is in Islam.

We do not need unity in every single matter, like which Madzhab to follow, what clothes we wear or which Hadith books we read. We need to be united in three things: fundamentals of belief which makes a Muslim a Mu'min, unity in reference to Qur'an and Sunnah and unity of lands and leadership (Political Unity).

In reference to unity of the fundamentals of belief which make a Muslim a Mu'min, Aqeedah is that fundamental that unites us. Therefore, we must all share the same and correct Aqeedah if unity is to be achieved.

We also have to be unified strongly and in reality like real brothers, not just in words. Indeed, Islamic Brotherhood is stronger than Biological Brotherhood. If two biological brothers were of different religions, they would not consider each other as brothers. But if two Islamic brothers were not biologically related, they would still consider each other as if they were real brothers since they share something in common between each other.

In reference to unity in reference to Qur'an and Sunnah, every decision we make has to be based on the Qur'an & Sunnah, after which you base it on the opinions of the Scholars. Therefore, if we are confused about a matter in Islam we return to the Qur'an Sunnah. Allah says: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (O you who believe, obey Allah and obey the Messenger and those in authority among you (The Khalif). And if you disagree over anything, refer it to Allah and the Messenger, if you should believe in Allah and the Last Day. That is the best [way] and best in result. (QS. An-Nisa' 4:59)

Now, the only type of unity missing from today's world is the unity of lands and leadership (Political unity). This means that all the Muslim lands should be united as one by an Islamic state, a Khilafah, ruled by one Khalif, unlike today where you have many different countries like Palestine, Syria, Jordan, Lebanon, Saudi Arabia, Pakistan, Bangladesh, etc. The Khalif is a shield: behind him we fight, behind him we are protected.

Basically, political unity means: You are united under one Imam who follows the Book of Allah & the Sunnah, to whom you give your allegiance of loyalty and support to.

It is not permissible to have more than one Khalif, even if the land ruled becomes very wide. The Prophet said that if there are two leaders among you, kill the latter one.

The Prophet also said that he who tries to drive a wedge between you when you are united, strike him with your sword. In another Hadith, it says kill him.

However, difference of opinion is allowed in Islam. In fact it is encouraged. But we have to know in which areas of Islam we are allowed to have a difference of opinion in.

Aspects of Islam that are clear cut, Aqeedah, Tawheed, Quran & Sunnah, and lands & leadership are somethings we have to be united in.

Other aspects which are speculative such as Fiqh, Hadith and Sirah are some matters we can have a difference of opinion on.

On these speculative matters we either have to follow the opinion of a Mujtahid (scholar who is capable of making an Islamic opinion) or be a Mujtahid ourselves.

To be a Mujtahid you have to be capable of scanning through the Quran and sunnah and being able to come up to a final conclusion, you have to be sincere in doing Ijtihad, you have to do Ijtihad to the best of your ability and you have to be very fluent in the Arabic Language. The Prophet said: Whoever misinterprets the Quran, let him select his seat in Hellfire.

When a Mujtahid comes to an opinion, this is called an Islamic opinion, not the Islamic opinion. You can say an opinion is the Islamic opinion if it is stated in the Quran or Hadith.

We are not allowed to frown upon or force the one who follows another opinion different to your own, nor can we say that his opinion is incorrect.

We are not allowed to debate so much that we hate each other. Also, we should not leave our own opinion unless we are convinced otherwise.

In conclusion, unity in certain aspects is a must, while difference of opinion in other aspects is permissible.

(Ibnu Âdam)

PENGAJIAN UMUM MUSLIMAH tanggal 26/3/2010

Forum Pengajian Jumat Malam bekerjasama dengan Muslimah Hizbut Tahrir Australia mengadakan pengajian umum muslimah dengan topik “ISTIQOMAH DALAM ISLAM”. Pengajian umum ini tidak saja dihadiri oleh ibu-ibu dari Forum Pengajian Jum’at malam namun juga ibu-ibu dari kelompok pengajian lain, seperti Fajar Islam, Pengajian Rabu Lakemba, dsb. Pengajian dimulai dengan pembacaan beberapa ayat Qur’an oleh Ibu Diah dan terjemahannya oleh Ibu Jamaris.

Setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran film dokumenter berjudul “STATE OF ISLAM IN 2009. WHAT ABOUT 2010?”. Film ini menggambarkan kondisi umat Islam pada tahun 2009. Umat Islam yang digambarkan Allah sebagai “khairu ummah” atau umat terbaik ternyata pada faktanya tidak demikian dikarenakan beberapa hal: adanya pendudukan oleh Amerika (di Irak dan Afghanistan), serangan terhadap penduduk sipil (seperti di Irak, Afghanistan dan Pakistan), serangan Israel terhadap Palestina, perlakuan tidak adil terhadap minoritas muslim (seperti Bangsa Uyghur yang hidup di Cina, muslim yang hidup di negara Barat) dan penghianatan para pemimpin Muslim (antara lain Presiden Pakistan, Turki dan Mesir). Padahal negeri2 Islam memiliki sumberdaya yang besar, seperti tentara dengan persenjataannya, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Film ini ditutup dengan pertanyaan apakah pada tahun 2010 kondisi Umat Islam akan berubah.

Acara selanjutnya adalah acara inti yaitu ceramah yang diberikan oleh ibu Evi. Ibu2 diingatkan akan adanya kewajiban mereka terhadapa umat Islam yang lain karena seluruh umat Islam diibaratkan sebagai satu tubuh, bila bagian tubuh ada yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya. Umat Islam harus menguatkan keimanan dan beristiqomah dalam Islam karena umat Islam saat ini diserang secara ideologi, politik dan ekonomi oleh orang2 kafir. Ini seperti yang digambarkan Allah dalam QS Al Anfal:36 ”orang-orang kafir akan mengeluarkan hartanya untuk menghalangi orang2 muslim di jalan Allah”. Meskipun demikian umat Islam harus selalu istiqomah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya (seperti Bilal, Yasser bin Amr,dll), yaitu dengan selalu menjaga ketaatan kepada Allah baik dalam keadaan susah maupun senang dalam setiap aspek kehidupan dan bangga dengan keislamannya. Janji Allah kepada orang2 yang istiqomah yaitu Allah akan memberikan pertolongan dan perlindungan, mendapatkan rejeki dan pahala, serta menghilangkan rasa takut dan cemas dalam hati (QS Fussilat 30-31). Sikap istiqomah ini harus selalu dimiliki oleh seorang muslim lebih-lebih lagi saat sekarang ini dimana Pemerintah Australia pada tanggal 23 Februari 2010 mengeluarkan apa yang disebut dengan “White Paper on Counter Terrorism”. White paper ini dikeluarkan seminggu setelah 5 orang muslim mengalami perlakuan tidak adil yaitu dijatuhi hukuman lebih dari 20 tahun atas tuduhan terorisme meskipun tidak ada bukti langsung. Dalam White Paper ini umat muslim menjadi target karena dianggap sebagai ancaman keamanan bagi negara Australia. Perkembangan ini bukanlah suatu yang mengherankan karena merupakan kelanjutan dari penargetan Pemerintah Barat terhadap Islam dan Muslim yang dikemas dalam “War on Terror”, yang dimulai lebih dari 8 tahun yang lalu, yang sebenarnya adalah perang terhadap Islam. Tujuan sebenarnya dari dikeluarkannya White Paper ini adalah:

- membuat alasan tersamar untuk membenarkan dan meningkatkan campurtangan mereka di negeri muslim

- mengalihkan kesalahan sebagai konsekuensi dari tindakan mereka di negeri muslim ke orang-orang muslim sendiri

- mengintimidasi orang-orang muslim dan memaksa mereka untuk berhenti meminta pertanggungan jawab atas kebijaksanaan luar negeri mereka yang oppressive

- meremehkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang utama yang mereka anggap sebagai rintangan dalam mengatur urusan dunia sesuai dengan kepentingan mereka, antara lain kewajiban mempersatukan negeri-negeri muslim, umat muslim dipersatukan di bawah satu kepemimpinan, kewajiban untuk menerapkan Syari’ah Islam melalui Khilafah, kewajiban berjihad untuk melawan penyerbuan asing, kewajiban meminta pertanggungjawaban pemimpin, dan mengajak kepada kebaikan dan melarang kemunkaran.

Akhir-akhir ini Undang-undang antiteror semacam ini yang telah dilegislasi di USA, UK dan Australia telah dirubah agar lebih luas cakupannya dengan tujuan sebenarnya bukan untuk menghentikan serangan teroris, bahkan belum pernah ada serangan teroris di Australia, namun agar lebih mudah memenjarakan orang muslim dan dengan demikian bisa untuk mengintimidasi muslim yang lain. Ini sebagaimana yang terjadi dengan ke lima orang muslim yang telah dijatuhi hukuman bulan Februari yang lalu.

Serangan terhadap Islam dan muslim seperti ini jangan membuat kita surut dari perjuangan kita karena kalau demikian itulah yang mereka inginkan. Namun harus dihadapi dengan sikap istiqomah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabat, yaitu tetap memperjuangkan Islam dengan cara mempelajarinya, mendakwahkannya serta mengimplementasikannya. Sikap istiqomah inilah yang akan menjadi hujjah kita di hadapan Allah swt dalam membela agamaNya. Semoga kita semua diberi Allah kekuatan dan keteguhan hati dalam menjalankan sikap istiqomah ini.

Dirangkum oleh Ummu Afra