Pengajian Umum 29/10/2010

Pada hari jumat 29 oktober 2010 pengajian Forum Pengajian Jumat (FPJ) diisi oleh ustadz Nursjamsi. Pengajian kali ini selain pengajian rutin juga melakukan pengumpulan dana untuk menyumbang bencana di Indonesia.Tema kajian malam ini adalah tentang musibah yang menimpa di berbagai negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Kita harus memikirkan umat Islam yang sedang mengalami banyak cobaan, sehingga saat ini umat Islam dalam keadaan yang terpuruk, kondisi yang memprihatinkan.

Islam terdiri dari aqidah ruhiyah dan siyasiyah. Tidak hanya ibadah ritual saja tetapi juga masalah yang berkenaan dengan pengaturan hidup secara keseluruhan. Untuk itulah sesama umat Islam harus memperhatikan/membantu kesulitan saudara sesama Islam. Banyaknya musibah yang menimpa umat Islam saat ini adalah sebuah peringatan bagi umat Islam dari Allah Swt kepada umatnya, karena sesungguhnya Allah akan selalu menguji umatnya dengan berbagai kesulitan, dan berbahagialah orang-orang yang sabar menghadapi ujian tersebut. Sesungguhnya dengan ujian tersebut seharusnya umat Islam akan lebih banyak mengingat kepada Allah Swt.

Dengan banyaknya cobaan yang menimpa umat Islam seharusnya umat Islam menjadi sadar agar mengoreksi diri sendiri terhadap dosa-dosa yang telah diperbuat karena kerusakan yang ada di dunia ini akibat dari tangan-tangan manusia Maka kita harus berpikir apa dosa yang telah diperbuat oleh individu muslim maupun sebagai sebuah komunitas masyarakat atas ujian Allah Swt. Dosa besar yang dilakukan oleh individu seperti mengkonsumsi alkohol, membunuh, berzina banyak dilakukan, namun demikian dosa yang lebih besar lagi adalah perlindungan terhadap dosa-dosa besar tadi yang dilakukan oleh sebuah negara. Sistem kenegaraan yang ada di negeri-negeri muslim saat ini termasuk Indonesia melegalkan hal-hal yang menyangkut dosa besar tersebut. Untuk itulah selain kita memperbaiki diri sendiri kita harus memberikan peringatan kepada penguasa agar menerapkan sistim kehidupan yang berasal dari Allah Swt, sebuah sistem yang tidak melindungi berbagai kemaksiatan tersebut.

Untuk itu menyikapi berbagai musibah yang ada ini, selain kita memberikan bantuan harta, lebih dari itu kita harus memberikan kesadaran kepada umat Islam agar merubah kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat berdasarkan hukum-hukum Islam. Perbaikan berdasarkan hukum-hukum Islam harus dilakukan pada tingkat individu, masyarakat, dan negara.

Pengajian kali ini mendapat tamu seorang mualaf saudara Erwin yang baru masuk Islam sekitar 2 tahun dan akan pulang ke Indonesia untuk memberikan dakwah ke orang tuanya yang masih beragama non Islam. Dalam kesempatan ini saudara Erwin memberikan sedikit latar belakang dia masuk Islam dan meninggalkan agamanya yang lama. (BPK)

Pengajian Ibu-ibu 22/10/2010

Pengajian malam ini diisi oleh ustadzah Evi. Pengajian diawali dengan pembahasan tentang hukum ziarah kubur untuk wanita. Topik ini diangkat sebagai follow up dari pertanyaan seorang ukhti pada pengajian yang telah lalu. Berdasarkan ijtihad ziarah kubur bagi para wanita hukumnya makruh. Yaitu bila ditinggalkan mendapatkan pahala dan bila dikerjakan tidak berdosa. Namun ada juga pendapat yang mengharamkan ziarah kubur bagi para wanita. Dasarnya adalah dulu Rosulullah swt pernah melarang wanita untuk berziarah kubur.


Disunnahkan bagi kita untuk membaca doa yang artinya: assalamualaikum yaa ahli kubur dan insya Allah kami juga akan menyusul. Sesuai dengan firman Allah swt: Kullu nafsin dhaa ikotil maut yang artinya bahwasanya setiap yang hidup akan mengalami kematian. Ziarah kubur senantiasa akan mengingatkan kita pada kematian dan akhirat.

Mencari ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap orang mukmin sesuai dengan sebuah hadits yang berbunyi Tholabul ilmu faridhotul ngala kulli mukmin. Dan begitu pentingnya menuntut ilmu bagi orang mukmin sehingga diibaratkan bahwa seorang yang berilmu lebih baik dari 1000 orang ahli ibadah yang tidak berilmu. Maka sangatlah penting untuk menempatkan ilmu dahulu sebelum beramal. Bila amal mendahului ilmu.

Dalam surat Al Qashas ayat 77 Allah berfirman: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan (dimuka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.

Dari ayat tersebut diatas kita di haruskan untuk mencari ilmu dunia dan juga ilmu akhirat. Kita harus menyeimbangkan antara urusan dunia dengan akhirat. Adapun doa dan harapan kita untuk mempunyai anak yang solekh kebanyakan hanyalah merupakan doa dan cita cita belaka. Karena doa tanpa usaha apalah artinya. Kita berdoa agar anak kita menjadi solekh, namun kita sendiri tidak mendidik anak kita tuk menjadi anak yang solekh. Itu hanya sebuah contoh. Ada beberapa hal yang dapat menjauhkan kita untuk menjadi orang solekh. Yaitu:

1. Rasa puas dengan ilmu yang dimilikinya

2. Menjadikan dunia sebagai fokus atau center hidupnya

3. Terlalu condong untuk mencari dunia, kalau kita mengejar dunia, maka tak akan pernah ada habisnya.

4. Bakhil terhadap harta yang dimiliknya, suka menumpuk harta dan merasa takut kehilangan hartanya.

5. Riya dalam beramal. Riya termasuk sirik kecil karena membuat tandingan selain Allah dalam melakukan sebuah amalan

Pengajian ditutup dengan pembahasan tentang pemikiran Islami. Topik ini diangkat sebagai brain storming untuk topik pengajian yang akan dating. Allah berfirman di dalam surat Al Maaidah ayat 3 Allah menyempurnakan Islam sebagai agama kita. Untuk itu kita harus menerima Islam secara keseluruhan. Yaitu menerima Islam sebagai way of life kita. Dan bila kita menerima Islam dan mengaku Islam maka kita harus harus berpikiran Islami

Pengajian ditutup dengan kafaratul majlis dan pembacaan surat Asr (Tsalis Nursolikhah)

Youth Classes - 22/10/10 - Conquest of Constantinople

On Friday night, we watched a cartoon about The Conquest of Constantinople by Fatih Sultan Muhammad (also known as Sultan Muhammad al-Fatih).

Back in those times, Constantinople (now Istanbul, Turkey) was the capital of a weakened Byzantine Empire, ruled by Constantine XI. He was a ruler who oppressed his people with cruelty & injustice. He heavily taxed them to his own personal benefit. The streets of Constantinople were crowded with beggars everyday.

In 1422, Sultan Murad II, the then Khalifah/Sultan of the Ottoman Empire, laid siege to Constantinople in a failed effort to liberate the people from the injustice of Constantine XI. The Ottoman Empire cared a lot about Constantinople and its people.

The Ottomans wanted themselves to be the ones to conquer Constantinople, as promised by the Prophet Muhammad sallallahu alayhi wa sallam, when he said:

"Verily you shall conquer Constantinople. What a wonderful leader will her leader be, and what a wonderful army will that army be!" (Narrated by Ahmad, al-Hakim, at-Tabarani, al-Bukhari, Ibn `Abd al-Barr, as-Suyuti)

In 1444, Sultan Murad II stepped down and chose his 12-year-old-son, Sultan Muhammad al-Fatih, to replace him. However, in 1446, Sultan Murad II returned to the throne because some people didn't like his son's rule. In 1451, Sultan Muhammad ascended the throne again after his father's death.

Sultan Muhammad decided to start preparing for the Conquest of Constantinople. He ordered the construction of a fortress. He also freed a man by the name of Urban, who was imprisoned in a small jail cell. They dug underground and reached his small cell with great accuracy. He then devised a giant cannon, as well as some smaller cannons.

The Byzantine Empire prepared by constructing a chain that blocked any ships from entering the city. He also sealed the city walls.

Before the battle, Sultan Muhammad offered Constantine XI to surrender the city, however, he refused.

In 1453, the city was sieged. the Muslim Army consisted of 80,000-200,000 troops, with 320 ships. the Byzantine Army only had 7,000 troops. The chain had successfully blocked the river leading into the city, so the Muslims cleverly transported all their ships over the land and into the rivers northern gulf. They reached the harbour and burnt all the enemies' ships. Then, the battle started.

57 days later, the City of Constantinople fell to the Muslims, thus fulfilling the prophecy of Prophet Muhammad, sallallahu alayhi wa sallam, who said:

"Verily you shall conquer Constantinople. What a wonderful leader will her leader be, and what a wonderful army will that army be!" (Narrated by Ahmad, al-Hakim, at-Tabarani, al-Bukhari, Ibn `Abd al-Barr, as-Suyuti)


Sultan Muhammad al-Fatih marched in to the city & was greeted by all its inhabitants. He made Constantinople the capital of the Ottoman Empire and renamed it Islambul (The home of Islam), which was widely called Istanbul. The name of the city was officially changed from Islambul to Istanbul in 1930. (Ibnu Âdam)

Pengajian Bapak 22/10/2010

Pada hari jumat 22 oktober 2010 pengajian bapak-bapak Forum Pengajian Jumat (FPJ) diisi oleh ustadz Zulkarnaen. Tema yang disampaikan adalah misi dakwah untuk masa depan Islam yaitu dakwah terhadap anak-anak kita yang akan menjadi generasi Islam mendatang.

Sebagai orang tua kita sering menghadapi hubungan yang kurang serasi dengan anak-anak kita yang disebabkan karena kesibukan orang tua. Kita bisa merujuk pada surat lukman ayat 12-19 untuk membina hubungan dengan anak-anak kita. Hal penting yang harus ditanamkan kepada anak adalah agar tidak menjadi musyrik. Hal lainnya adalah mendidik agar anak menghormati kedua orang tuanya. Juga mengajarkan kepada anak kita agar selalu memperhitungkan semua tindakannya yaitu selalu berlaku jujur sebab Allah selalu mengawasi tindakan kita. Selanjutnya adalah mengajarkan akan pentingnya solat, serta menegakkan amar makruf. Hal penting lainnya adalah menanamkan sifat kesabaran.

Orang tua adalah cerminan figur bagi anak-anaknya, sehingga apa yang dilakukan oleh orang tua sering ditiru oleh anak-anaknya, jika orang tua sering berbuat buruk maka anak-anaknya mudah meniru keburukannya, sebaliknya bila orang tua bersikap baik maka anak-anak akan meniru kebaikannya. Kedekatan orang tua terhadap anak-anaknya akan berpengaruh baik terhadap perkembangan anak-anaknya.

Anak-anak kita harus diarahkan untuk meraih pendidikan yang tinggi selain diajarkan tentang Islam, sehingga anak-anak kita menjadi cendekiawan muslim yang konsern terhadap dakwah Islam di masa datang, dan sebaiknya anak-anak kita juga dibekali dengan pengetahuan idiologi Islam. Semua itu sebagai bekal dakwah bagi anak-anak kita di masa depan.

Sesuai dengan sabda Rasullulah bahwa negara Islam dalam bentuk khilafah akan berdiri lagi di masa depan, untuk itulah harus kita siapkan anak-anak kita agar nantinya bisa mengisi dengan berbagai keahlian dan keilmuan yang akan mempunyai manfaat bagi negara Islam. (BPK)

Arti Nama-Nama Bulan Hijriyah (Artikel pelengkap dari Ustadz Cecep S)

Assalamu'alaikum wr wb

Berkenaan dengan ceramah Ustadz Cecep S pada tanggal 8 oktober 2010 yang bertemakan Bulan-bulan Islam, Ustadz Cecep S berkenan untuk melengkapi ceramahnya dengan tulisan yang dikirimkan kepada kami, berikut tulisan Ustadz Cecep S tersebut, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalam wr wb
BPK


Arti Nama-Nama Bulan Hijriyah

Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran matahari.

Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala: ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS : At Taubah(9):36).

Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah di tahun gajah.

Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah).

Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw.

Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab.

Orang Arab memberi nama bulan-bulan mereka dengan melihat keadaan alam dan masyarakat pada masa-masa tertentu sepanjang tahun. Misalnya bulan Ramadhan, dinamai demikian karena pada bulan Ramadhan waktu itu udara sangat panas seperti membakar kulit rasanya. Berikut adalah arti nama-nama bulan dalam Islam:

1. MUHARRAM

Artinya: yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penamaan Muharram, sebab pada bulan itu dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tesebut berlaku sampai masa awal Islam.

2. SHAFAR

Artinya: kosong. Penamaan Shafar, karena pada bulan itu semua orang laki-laki Arab dahulu pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan berperang, sehingga pemukiman mereka kosong dari orang laki-laki.

3. RABI'ULAWAL

Artinya: berasal dari kata rabi’ (menetap) dan awal (pertama). Maksudnya masa kembalinya kaum laki-laki yang telah meninqgalkan rumah atau merantau. Jadi awal menetapnya kaum laki-laki di rumah. Pada bulan ini banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam, antara lain: Nabi Muhammad saw lahir, diangkat menjadi Rasul, melakukan hijrah, dan wafat pada bulan ini juga.

4. RABIU'ULAKHIR

Artinya: masa menetapnya kaum laki-laki untuk terakhir atau penghabisan.

5. JUMADILAWAL

Nama bulan kelima. Berasal dari kata jumadi (kering) dan awal (pertama). Penamaan Jumadil Awal, karena bulan ini merupakan awal musim kemarau, di mana mulai terjadi kekeringan.

6. JUMADILAKHIR

Artinya: musim kemarau yang penghabisan.

7. RAJAB

Artinya: mulia. Penamaan Rajab, karena bangsa Arab tempo dulu sangat memuliakan bulan ini, antara lain dengan melarang berperang.

8. SYA'BAN

Artinya: berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).

9. RAMADHAN

Artinya: sangat panas. Bulan Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang tersebut dalam Al-Quran, Satu bulan yang memiliki keutamaan, kesucian, dan aneka keistimewaan. Hal itu dikarenakan peristiwa-peristiwa peting seperti: Allah menurunkan ayat-ayat Al-Quran pertama kali, ada malam Lailatul Qadar, yakni malam yang sangat tinggi nilainya, karena para malaikat turun untuk memberkati orang-orang beriman yang sedang beribadah, bulan ini ditetapkan sebagai waktu ibadah puasa wajib, pada bulan ini kaurn muslimin dapat rnenaklukan kaum musyrik dalarn perang Badar Kubra dan pada bulan ini juga Nabi Muhammad saw berhasil mengambil alih kota Mekah dan mengakhiri penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaum musyrik.

10. SYAWWAL

Artinya: kebahagiaan. Maksudnya kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian) karena usai menunaikan ibadah puasa dan membayar zakat serta saling bermaaf-maafan. Itulah yang mernbahagiakan.

11. DZULQAIDAH

Berasal dari kata dzul (pemilik) dan qa’dah (duduk). Penamaan Dzulqaidah, karena bulan itu merupakan waktu istirahat bagi kaum laki-laki Arab dahulu. Mereka menikmatmnya dengan duduk-duduk di rumah.

12. DZULHIJJAH

Artinya: yang menunaikan haji. Penamaan Dzulhijjah, sebab pada bulan ini umat Islam sejak Nabi Adam as. menunaikan ibadah haji.



Pengajian 16/10/2010: Walimatus Safar Jamaah FPJ

Pada hari sabtu 16 Oktober 2010 FPJ mengadakan pengajian sekaligus Walimatus Safar untuk mendoakan Bapak Agus Hermawan dan keluarga serta Ibu Nani dan keluarga yang akan menunaikan ibadah haji. Acara dipandu oleh Bapak Ajie Natapraja ini didahului dengan pembacaan ayat suci Al quran yang dibacakan oleh bapak Mamad. Selanjutnya Bapak Agus Hermawan memberikan sepatah kata yang intinya ucapan terima kasih atas terlaksananya pengajian malam hari ini, sekaligus berpamitan dan meminta maaf kepada jamaah yang hadir atas kesalahan yang disengaja maupun tidak selama berinterakasi, mangharapkan doa kepada jamaah agar pelaksanaan ibadah haji nanti diberikan kelancaran, selain itu juga mengingatkan apabila beliau mempunyai hutang baik materi maupun janji harap diingatkan sehingga bisa dilunasi sebelum melaksanakan ibadah haji.

Acara dilanjutkan dengan ceramah yang disampaiklan oleh Ustadz Zaenal Arifin.Ada 2 nikmat besar yang manusia sering mengabaikan yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan. Sehingga sering mengabaikan kesehatan dan kesempatan untuk digunakan beribadah kepada Allah SWT. Nikmat-nikmat tersebut jika tidak disyukuri Allah akan mencabutnya. Selain itu nikmat yang sangat besar adalah nikmat hidayah iman, hidayah datangnya bukan dari nabi atau para ulama tetapi dari Allah SWT, nabi hanya memberikan informasi saja tentang Islam melalui dakwah tetapi tidak bisa memberikan hidayah, bahkan paman nabi sendiri tidak mendapat hidayah meskipun telah didakwahi oleh Nabi sampai akhir ajalnya.

Ada banyak anggapan bahwa orang tidak menunaikan ibadah haji karena merasa belum dipanggil ini adalah anggapan yang keliru,sebab umat manusia sudah diundang oleh Allah SWT sejak diperintahkannya untuk melaksanakan ibadah haji. Kewajiban haji dikenakan bagi orang-orang yang telah mampu baik harta maupun kesehatan. Biaya yang dikeluarkan untuk ibadah haji akan dilipatkan berlipat ganda oleh Allah SWT kelak sebagai balasan. Orang yang menunaikan haji seharusnya dengan ikhlas dan timbul dari keinginan sendiri. Yang dimaksud dengan haji Mabrur adalah orang yang melaksanakan ibadah haji dengan benar-benar seluruh rukun ibadah haji dari awal hingga akhir. Haji adalah ibadah yang perlu pengorbanan sehingga harus ikhlas untuk menghadapi berbagai cobaan yang ada. Ibadah yang tertinggi adalah Jihad, seorang perempuan yang bisa berhaji dan mabrur maka ibadahnya sama dengan ibadah jihad. Barang siapa shalat shubuh berjamaah dimasjid kemudian duduk sampai matahari terbit dan menunaikan shalat dhuha maka ibadahnya sama dengan ibdah haji nabi, namun demikian ternyata tidak banyak orang yang melaksanakan ibadah ini.

4 kelompok orang yang akan mendapatkan rumah istimewa yang indah dan bagus di surga nanti adalah :

1. Orang yang selalu berkata-kata lembut, yaitu orang yang selalu mengucapkan Laillahaillah, orang-orang yang selalu mengajak kepada kebaikan (melakukan dakwah)

2. Orang yang membiasakan ibdah puasa sunah

3. Orang yang selalu memberi makan kepada orang yang membutuhkan

4. Orang yang suka bangun malam untuk sholat tahajjud

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh bapak Iwan Natapradja. (BambangPK)

Youth Lecture - 24/9/10 & 8/10/10 - Tafsîr of al-Humazah

Part 1

On Friday Night, we learnt about a brief Tafsîr of Surah al-Humazah (104). It is a Makkiyyah Sûrah.

Literally, al-Humazah means The Slanderers, or those who lie about others.

This Sûrah is called al-Humazah because the whole Surah is a description of the Slanderers' traits & the punishment which awaits them in the next life.



The Reason For This Revelation

In the beginning of Prophethood, the Kâfirs of Quraysh used to make fun & make up stories of the Prophet & his companions. We can see today that the situation between now and at the time of the Prophet is very similar indeed. Today, our Prophet, the Muslims, Islam & everything to do with it is being mocked at by the Kuffâr of the present day.

Allâh revealed the Sûrah to point out the traits of the disbelievers in order that the believers may avoid them & that the believers may know a brief idea of what the punishment of the disbelievers will be like.

Tafsîr of the Sûrah

Âyah 1: Woe be on every slanderer & backbiter وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

Allâh sends bad wishes to all who tell lies about innocent people. He curses backbiters, whether Muslim or non-Muslim. Islâm is firmly against slander & backbiting in all forms.

Abû Hurayrah reported that on one occasion, the Prophet asked the companions: "Do you know what backbiting is?" They replied: "Allâh & His Messenger know best." He said: "It is mentioning something about you brother that he doesn't like." Someone asked: "What if I say something about my brother that is true?" He replied:"If what you said about him is true, then you have backbitten (Ghîbah), and if it is false then you have slandered (Buhtân).

To make up for backbiting which has spread far is like climbing up a very tall tower with a bag full of feathers. You then flip the bag upside down and jump off the tower, trying to catch every single feather that has fallen.

Âyah 2: Who gathered wealth and counted it الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ

Because Allâh & religion mean nothing to a slanderer, life becomes a meaningless animal existence for him. According to a slanderer, there is no purpose in life, so the most important thing is to have fun, enjoy your life and indulge in worldly matters. According to him, to enjoy life, one must have a lot of wealth. Thus, a slanderer spends a lot of his time trying to gather all the wealth that he can and in any way he can.

Âyah 3: He thinks that his wealth has made him immortal! يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ

The one who slanders Allâh SWT becomes so wrapped up in the pleasures of this life that he begins to wish that he will not have to die. He starts to think that his great wealth should be able to keep him alive forever.

Indeed, this is the case today. Millions of Dollars, Euros & Pounds are being spent to find a cure for incurable things like death & old age. Their efforts are to no avail. Indeed, Allâh did not send a disease/illness to this earth but there is a cure for every single one of them except old age [and death].

Âyah 4: No, but surely he will be thrown into The Crusher كَلَّا ۖ لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ

Here, al-Hutamah (The Crusher) refers to Hellfire (see below). It crushes whatever is put into it.

For the slanderer, there will be no pleasure for him as his body & soul is completely destroyed. All that he will experience after his death is pain upon pain upon pain.

Part 2

Âyah 5: But what can make you understand al-Hutamah? وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ 

By asking this question, Allâh is really telling us that al-Hutamah (The Crusher) is too much for man's mind to understand. We are told that this creation of Allâh is beyond the imagination of man. Indeed, no sane man who has understood what Allâh is saying would want to meet al-Hutamah.

This verse strikes fear in the hearts of the believers & encourages them to do as much good as they can.

Âyah 6: It is the Blazing fire of Allâh نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ

Here, Allâh explains just exactly what al-Hutamah (The crusher) is. Al-Hutamah is one of the names of Hellfire.

Allâh describes Hellfire in the Qur'ân as follows:

When they are cast into it they will hear the dreadful drawing in of its breath as it blazes (TMQ al-Mulk 68:7) إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ 

Indeed, even the hottest flames of this world are nothing compared to the flames of Hellfire.

Âyah 7: Which overcomes the hearts الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ

The flames of Hellfire are so powerful that its burning flames reach into the human body & grab the heart in its fiery hands. Indeed, a man's heart is the most private thing which he owns. It is where he keeps his secrets hidden from all those around him. Also, all of the decisions of his life take place there. Therefore, that heart is the home of the disbelievers & the slanderer's disbelief in Allâh.

[The rest of this Sûrah will be explained in 2 weeks time, Inshâ'allâh]
(Ibnu Âdam)

Pengajian Ibu-ibu 8 Oktober 2010

Assalamualaikum warokhmatullah i wabarakatuh

Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada kita semua sehingga pada malam hari ini kita bisa berada dalam majlis ilmu ini, yang disampaikan oleh ustadzah Evi. Bahwasanya majlis ilmu sangatlah berbeda dengan majlis yang lainnya, khususnya majlis jahilliyah. Bila orang yang jahilliyah (bodoh) melakukan sebuah kefasikan (dosa) maka dia berdosa dua, yaitu dosa karena melakukan sebuah dosa dan dosa karena tidak mau menuntut ilmu, sedangkan orang yang berilmu bila dia melakukansebuah dosa maka dosanya satu. Memang pada hakikatnya manusia itu tempat segala kesalahan, namun kita berharap bahwa dosa2 yang kita lakukan adalah dosa karena khilaf saja, untuk itu sangatlah merugi bagi orang orang yang tidak mempunyai kesempatan ataupun tidak mau menuntut ilmu.Pengajian malam hari ini juga dihadiri oleh tamu istimewa kita ustadzah Dina dari pondok Gontor, Darrussalam.
Sebagai referensi kita untuk bermuhasabah, Utsman bin Affan menceritakan bahwa Imam An Nawwawi mengemukakan bahwa ada tiga perbuatan yang afdol dilakukan yang akan menghasilkan perbuatan yang wajib untuk dilaksanakan, yaitu:

1. Membaca Alquran . Membaca Alquran sebuah perbuatan yang afdol, dan kita wajib mengamalkan apa yang telah kita baca.

2. Berziarah kubur . Pada awalnya berziarah kubur hanya diperbolehkan untuk laki laki, namun dikemudian hari para wanita pun didiamkan bila berziarah kubur. Ziarah kubur adalah sebuah perbuatan yang afdol dilakukan karena mengingatkan kita pada kematian. Sehingga kita berkewajiban tuk mempersiapkan diri untuk menyambut kematian kita. Dengan mengingat kematian adalah juga merupakan suatu cara untuk melunakkan hati seseorang.

3. Mengunjungi orang orang yang solekh. Kita wajib untuk meniru kesolekhan mereke. Kita boleh merasa iri terhadap orang orang yang solekh dan mengikuti amal amal ibadahnya.

Dalam surat Al Isro ayat 36 Allah berfirman: ‘Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya” . Berdasarkan ayat tersebut diatas maka sangatlah vital untuk kita mengetahui hukum/dasar dalam melakukan sesuatu. Dan didalam majlis ilmu inilah kita menggali hukum hukum Islam.

Kita juga perlu bermuhasabah sehingga kita akan ikhlas untuk menuntut ilmu, sebagai upaya kita untuk menggali hukum hukum Islam. Bila kita mendengar sesuatu hal, padahal kita tidak ada di tempat tersebut, maka kita diwajibkan untuk bertabayyun atau cek dan ricek tentang kebenaran informasi yang kita terima, sebelum kita mengeluarkan pendapat kita. Karena kalau tidak kita akan masuk kedalam kategori ghibbah dan tanpa kita sadari bahkan kita telah memfitnah. Dan didalam surat Al Hujuraat ayat 6 Allah berfirman “Hai orang orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang yang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

Adapun dasar hukum yang bisa kita jadikan sebagai referensi untuk tidak melakukan ghibbah adalah firman Allah swt di dalam surat Al Hujuraat ayat 12: ‘hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba sangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang”

Ancaman terhadap ghibbah

Allah dan rasul memerangi riba dan apabila ghibbah di bandingkan dengan riba, dosa riba yang paling rendah bagi orang yang melakukan riba adalah sama saja dengan berzina dengan ibunya. Sedangkan dosa orang yang ghibbah itu lebih besar dosanya dosa riba yang paling besar. Rosulullah berkata dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Ahmad: ‘Sebaik baik hamba jika dilihat kebaikan disebutnya nama Allah, seburuknya hamba Allah yaitu orang yang berjalan mengadu domba yang memecah belah orang yang saling mencintai’.

Namun adakalanya Ghibbah diperbolehkan dalam Islam:

Imam An Nawawi menuliskan didalam syarah shokheh muslim bahwa ada ghibbah yang diperbolehkan yaitu:

1. Orang yang mazluum /org yang teraniaya mengadukan kepada hakim atau kepada penguasa. Di dalam surat An Nisa ayat 148 Allah berfirman: ‘Allah tidak menyukai ucapan yang buruk (yang diucapkan) secara terus menerus oleh orang yang teraniaya. Allah Maha mendengar dan Maha mengetahui

2. Istikta yaitu meminta fatwa terhadap sesuatu perkara kepada orang yang berilmu.

3. makruf nahi munkar Ian kemungkaran agar berhenti kemungkaran itu /kembali ke jl yg benar tuk melaksanakan kwjbn tuk beramar

4. Dalam rangka untuk memperingatkan orang muslim dari berbagai kejahatan seperti perawi palsu atau saksi atau pengarang yang cacat sifatnya/kesaksiannya, juga penjual yang suka bohong

5. Apabila kita melihat atau tahu seseorang berguru kepada orang yang fasik (banyak melakukan dosa) seperti membicarakan tokoh2 Islam yang liberal. Karena mereka membahyakan pemikiran dan akidah orang muslim.

6. Menceritakan kepada khalayak terhadap orang yang berbuat fasik dengan terang terangan.

Adapun didalam Sulubus Salam Alghirafi para ulama mengatakan bahwa ada 5 ghibah yang diperbolehkan, yaitu:

1. Nasehat

2. Mengatakan perawi/pengarang yang cacat

3. Mengatakan secara terang terangan tentang bid’ah

4. Tentang orang yang menyesatkan

5. Ketika orang yang dibicarakan dan orang yang membicarakan sama sama tahu tentang hal yang dibicarakan

Dan pengajian ditutup dengan ulasan tentang ketaatan kepada orang tua, untuk menjawab pertanyaan :’bagaimanakah hukumnya bila dulu kita pernah diajarkan oleh orang tua untuk menolak datangnya hujan, kita diajari untuk merangkai cabai dan bawang merah?’. Didalam surat Luqman ayat 14 dan 15 Allah berfirman:”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepadaKulah kembalimu”. “ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu kemudian hanya kepadaKulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’ Dua ayat tersebut diatas juga berlaku buat kita yang mempunyai akidah yang berbeda dengan kedua orang tua kita.

Sesungguhnya orang yang bertakwa itu bagaikan orang yang sedang berjalan diatas duri. Sangatlah berat untuk mencapai dan menjaga ketakwaan. Semoga Majlis ini menjadi majlis yg diampuni Allah

Semoga uraian yang disampaikan oleh ustadzah Evi bisa menambah wawasan kita khususnya tentang Gibbah,yang menjadi topik yang hangat di forum jumat malam bbrp minggu ini.Karena diantara kita masih belum faham tentang gibbah itu sendiri. Semoga kita semua selalu berada dalam taufik dan Hidayah Allah swt amiin

Wassalamualaikum warokhmatullohi wabarokatuh (Nursolikhah)

Pengajian Bapak 08/10/2010 : Bulan-bulan Islam

Pada hari Jumat 8 Oktober 2010 pengajian bapak-bapak Forum Pengajian Jumat diisi oleh Ustadz Cecep S. Adapun materi yang disampaikan berkaitan dengan bulan-bulan Islam.

Dalam tahun islam terdiri dari 12 bulan dan ada 4 bulan Haram. Kedua belas bulan tersebut adalah: Muharam, Safar, Rabiul awwal, Rabiul akhir, Dzumadil awal, Dzumadil akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, dzulqaidah, dzulhijah. Perbedaan kalender masehi dan islam 15 hari, bulan-bulan dalam islam 29 atau 30 hari. Yang dimaksud dengan bulan Haram adalah bulan dimana tidak diperbobolehkan ada perang yaitu bulan rajab, dzulqaidah, dzulhijah dan muharam. Penentuan hari/bulan dimulai setelah masuk maghrib.



Berkaitan dengan bulan dzulhijah,Rasullulah bersabda : " Tidak ada hari yang banyak pahalanya dibandingkan dengan yang lain yaitu 10 hari di awal bulan dzulhijah". Pada hadist lain Rasullulah bersabda : " Tidak ada hari yang paling baik selain 10 hari di awal bulan dzulhijah." Maka kita dianjurkan untuk memperbanyak takbir di hari-hari tersebut.

Penentuan awal dan akhir bulan-bulan Islam sering terdapat perbedaan disebabkan karena metode penentuan bulan yang berbeda yaitu metode rukhiyat dan hisab, dan saat ini umat Islam tidak punya amirul mukminin sebagai orang yang berhak menentukan untuk mengadopsi metode penentuan awal dan akhir bulan untuk menyelesaikan perselisihan.

Berkenaan dengan bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda : "Tidak ada malam yang paling baik adalah 10 malam terakhir di bulan ramadahan". Untuk itulah kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan iktikaf di masjid. Perbedaan keutamaan hari-hari di bulan dzulhijah dan bulan ramadhan adalah bulan dzulhijah di siang hari sedangkan bulan ramadhan di malam hari.

Pada bulan dzulhijah dilaksanakan kewajiban ibadah haji, untuk itu disunahkan berpuasa di bulan ini pada tanggal 9 dzulhijah. Ibadah haji mempunyai keutamaan yaitu : mendapat pahala surga, akan diganti seluruh biaya haji oleh Allah, diampuni dosa seperti bayi lahir, diberikan ketakwaan , salah satu amalan terbaik, haji salah satu amalan jihad terbaik jika mabrur, doanya dijabah, biaya untuk haji sama dengan biaya untuk jihad atau perang di jalan Allah, Allah sangat bangga dengan hambanya yang melaksanakan ibadah haji.

Rasul bersabda: "Barang siapa berpuasa pada tanggal 9 dzulhijah akan diampuni dosanya 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun sesudahnya". Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah pada hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan 3 hari tasyrik yaitu 11, 12, 13 dzulhijah. Ibadah lain yang dianjurkan di bulan dzulhijah adalah melaksanakan solat idul adha dan melaksanakan ibadah qurban.(BPK)

Pengajian Umum 1 Oktober 2010

Pada hari Jumat 1 Oktober 2010 bertempat di Mount Druit Hall, 87 Mount Druit Rd, Forum Pengajian Jumat mengadakan ceramah umum dengan penceramah Ustadz Noorsjamsi.

Tema yang disampaikan pada ceramah kali ini adalah penerapan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari. Secara bahasa aqidah adalah simpul atau ikatan. Secara istilah adalah keyakinan yang mendasar tentang alam, manusia dan kehidupan yang memancarkan suatu aturan. Aqidah Islam dibangun atas dasar keyakinan kepada Allah Swt sebagai pencipta seluruh alam semesta. Aqidah harus dibangun atas keyakinan dengan dalil aqli dan naqli. Aqidah Islam terdiri dari aqidah rukhiyah dan siyasiyah. Aqidah rukhiyah berkaitan dengan ibadah-ibadah ritual misalnya sholat, puasa,haji dan sebagainya. Aqidah siyasiyah yaitu aqidah yang berhubungan dengan pengaturan kehidupan manusia misalnya berhubungan dengan perdagangan(ekonomi), sosial, politik dan sebagainya.



Aqidah siyasiah tidak terdapat di dalam agama yang lain, agama selain Islam hanya mempunyai aqidah ruhiyah. Maka agama di luar Islam hanya mengatur urusan ibadah ritual saja, untuk pengaturan kehidupan harus dipisahkan dari peran agama, yang lebih dikenal dengan sekularisme yaitu pemisahan agama dari pengaturan kehidupan. Sedangkan Islam mengatur kehidupan ini berdasarkan aturan yang berasal dari Allah Swt dengan standar perbuatan adalah halal dan haram, bukan manfaat sebagai dasar perbuatan. Misalnya meskipun minuman alkohol bermanfaat dalam perdagangan ekonomi karena memberikan manfaat pajak yang besar, tetapi perdagangan seperti ini diharamkan dalam aturan hukum Islam.


Aturan kehidupan yang digunakan oleh agama selain Islam adalah aturan yang diambil dari aturan kapitalis atau sosialis, sedangkan umat Islam seharusnya menjadikan syariat Islam sebagai dasar untuk mengatur kehidupan ini. Hanya saja saat ini umat Islam tidak menjadikan syariat Islam sebagai pengaturan kehidupan, syariat Islam hanya digunakan untuk mengatur ibadah ritual saja. (BPK).