Silaturahim Forum Pengajian Jumat

Setelah selama bulan Ramadhan pengajian rutin ditiadakan dan diganti dengan shalat terawih bersama, serta beberapa kali pengajian ditiadakan berkaitan dengan suasana idul fitri, untuk pertama kalinya hari jumat tanggal 9 oktober 2009 Forum Pengajian Jumat memulai lagi kegiatannya dengan mengadakan acara Silaturahim. Pada kesempatan tersebut Forum Pengajian Jumat juga menggalang dana untuk diberikan kepada korban bencana alam di Padang. Acara silaturahim ini diisi tausyiah oleh Ustad Zulkarnaen, ringkasan materi yang disampaikan adalah sebagai berikut :


- Sesungguhnya Allah mencintai dan sayang kepada orang mukmin, sehingga langkah-langkah orang mukmin dibimbing oleh Allah SWT, sebagaimana yang difirmankan dalam Surat Al-Hasyr ayat 18 : "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." Dalam surat tersebut Allah mengingatkan orang-orang yang beriman agar segala tindakan yang dilakukan berorientasi kepada kehidupan akhirat.

- Allah tidak menyukai orang yang fasik, yaitu orang-orang mukmin yang tidak mau berhukum kepada aturan Allah SWT. Hukum yang diturunkan Allah untuk manusia mempunyai 3 dimensi, yaitu : 1. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, 2. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, 3. Hukum yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya.


- Hidup manusia sangat singkat, manusia bila tidak memanfaatkan waktunya yang singkat tersebut akan merugi, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Asr : "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran".

- Allah menciptakan manusia untuk memakmurkan bumi dalam rangka taat dan beribadah kepada Allah SWT.

- Orang yang bijaksana adalah orang-orang yang menghitung-hitung persiapan untuk kehidupan akhirat.

- Allah menguji manusia dengan rasa takut, orang yang mendapat musibah/cobaan hendaknya menghadapi dengan kesabaran.

- Sesama orang muslim adalah bersaudara, untuk itu jika melihat muslim yang lain mendapatkan musibah hendaknya memberikan pertolongan, sekurang-kurangnya memanjatkan do'a untuk yang tertimpa musibah.

- Banyaknya cobaan-cobaan saat ini yang diberikan Allah kepada umat Islam hendaknya dipahami sebagai pengingat bagi umat Islam karena telah jauh dari menjalankan syariat Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.


- Syariat Islam harus ditegakkan di muka bumi ini untuk kemaslahatan semua umat manusia. Syariat Islam akan sempurna dijalankan dengan berdirinya khilafah Islamiyah. (BPK)

Liputan : Great Debate: Does God Exist?

Pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009 jam 6.30 pm bertempat di Central Lecture Block Theatre 6,University of New South Wales, dilangsungkan acara menarik debat terbuka yang mengambil tema : “Apakah Tuhan Itu Ada?”.
Debat terbuka ini menampilkan 2 pembicara yaitu :
1. Uthman Badar, mantan presiden Muslim society of USYD (University of Sydney), sebagai pembicara affirmative.
2. Alan Zeino, mantan presiden Atheist society of UNSW (University of New South Wales), sebagai pembicara negative.

Pelaksanaan debat di atur dalam 5 sesi yaitu:
1. 25 menit penyampaian oleh pembicara affirmative Uthman Badar
2. 25 menit penyampaian oleh pembicara negative Alan Zeino
3. 15 menit respon oleh pembicara affirmative Uthman Badar
4. 15 menit respon oleh pembicara negative Alan Zeino
5. Debat silang antara 2 pembicara selama 25 menit

Debat yang dihadiri oleh peserta tidak kurang dari 600 orang melebihi kapasitas gedung yang disediakan ini berjalan sangat menarik. Pada sesi pertama Uthman Badar menyampaikan secara rinci argumentasi adanya keberadaan Tuhan. Bahwa segala sesuatu/makhluk yang ada di dunia ini adalah TERBATAS dan TERGANTUNG kepada yang lainnya. Diberikan berbagai contoh bahwa mulai dari benda terkecil misalnya atom, kemudian manusia, tata surya dan sebagainya adalah terbatas dan tergantung pada makhluk lain. Segala sesuatu yang terbatas dan tergantung kepada makhluk lain adalah bukan PENCIPTA. Dengan berbagai contoh data Uthman Badar membuktikan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah terbatas dan tergantung kepada lainnya. Segala sesuatu ini yang ada di dunia ini ada yang menciptakan, dan bukan terjadi secara kebetulan. Zat yang tidak terbatas dan tidak tergantung kepada makhluk lain adalah zat yang layak disebut sebagai pencipta, yang dalam bahasa inggris disebut GOD atau Tuhan.

Pada sesi kedua Alan Zeino menyampaikan secara umum bahwa banyak terjadi perbedaan pandangan diantara para penganut agama siapa yang paling benar diantara nabi-nabi mereka. Banyak terjadi perselisihan diantara para penganut agama misalnya antara agama Kristen dan Islam, atau diantara sesama agama Islam misalnya suni dan syiah, atau banyaknya sekte-sekte dalam agama Kristen/Katolik. Jika demikian halnya maka sangat mungkin terjadi semua agama salah, maka bagaimana mungkin kita mengikuti ajaran sebuah agama. Semua yang ada di dunia ini terjadi karena proses EVOLUSI, manusia sebagai bagian dari dunia adalah bukan sesuatu yang istimewa tetapi nothing (bukan siapa-siapa), karena itulah manusia tidak butuh Tuhan untuk mengatur dirinya menjadi baik ataupun buruk. Agama menjadikan orang-orang mengambil suatu kesimpulan yang cenderung salah. Sayangnya Alan Zeino tidak memberikan argumentasi yang lebih dalam tentang teori evolusi yang dipahaminya, dia lebih banyak menyoroti fakta para penganut agama yang kondisinya tidak baik.

Pada sesi selanjutnya Alan Zeino menolak untuk memberikan respon dan debat silang, dan mempersilahkan Uthman Badar untuk melanjutkan argumentasi dan penjelasannya, moderator mampersilahkan waktu yang tersisa sepenuhnya dipergunakan oleh Uthman Badar karena Alan Zeino menolak untuk mempergunakan waktu yang diberikan, sehingga argumentasi dan opini yang diberikan oleh Uthman Badar terlihat menonjol. Opini menjadi agak seimbang ketika dilakukan sesi tanya jawab dan dialog dengan para peserta, para peserta yang cukup banyak berasal darai kalangan atheis memberikan pertanyaan-pertanyaan yang cukup tajam kepada Uthman Badar, misalnya: bila Tuhan itu ada mengapa tidak ada wujudnya, kitab mana yang benar diantara pemeluk-pemeluk agama karena masing-masing agama menganggap kitab merekalah yang paling benar, dan berbagai pertanyaan lainnya. Uthman Badar berusaha menjawab semua pertanyaan tersebut dengan argumentative sehingga terjadilah sebuah dialog yang cukup seru tetapi sehat. (Bambang PK).