Liputan : Pengajian di Al-Ikhlas

Salam,

Ikhwan-akhwat rahimakumulloh, perkenankanlah terlebih dahulu saya menyampaikan selamat tahun Baru Islam 1 Muharam 1431. Semoga di tahun yg akan kita jalani ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, amin.

Seiring dgn terhentinya sementara kegiatan rutin Forum Pengajian Jum'at, dikarenakan hampir seluruh putra dan putri asuh kami beserta orangtuanya mengikuti program Pesantren Kilat di Pondok Pesantren Darusalam Gontor. Kami yg berada disini mohon ma'af kl up-load berita pun menjadi terhenti.

Meski demikian, saya yg masih merupakan anggota Majlis Taklim Al-Ikhlas alhamdulillah berkesempatan hadir untuk mengikuti Taujiah bulanan yg biasa di selenggarakan tepatnya pd tgl 3 jan 2010 kemarin, yang di bawakan Oleh Bpk H. Iwan Natapraja. Dengan tema "Apa hukumnya di dalam Islam ikut merayakan Hari rayanya Agama lain "

Beliau mengatakan : dasar utama yg harus kita camkan utk menelaah pertanyaan tsb, adalah bertitik tolak dari ayat Al-quran QS Al Fatihah : 6, yg artinya "tunjukkanlah aku kepada jalan yg lurus" (terjemah bebasnya). Beranjak dari surat ini beliau jabarkan dgn dirujuk beberapa hadits. Yang salah satunya berbunyi : "Barangsiapa meniru perilaku suatu golongan maka dia termasuk kepada golongan tersebut".

Kesimpulannya beliau mengatakan "bahwa jangankan mengikuti ritualnya... memberikan selamat saja itu "Tidak boleh" kita lakukan sebagai Muslim, krn kl melakukannya berarti kita menyetujui keberadaan agama mereka yg bisa menggelincirkan kita kpd kekufuran, sebab agama lain selain Islam tidak ber-Tuhankan Yg Esa.

Yang cukup menarik dari taujiah ini ketika menginjak sesi tanya jawab, krn selain adanya pro dan kontra jg masih adanya yg belum tahu akan hal ini dan bahkan baru mendengarnya saat itu.
Salah satu pertanyaan yg menarik, yaitu pertanyaan
"Kalau memang itu dilarang kenapa para pejabat seperti mentri agama atupun tokoh2 agama yg sdh kita kenal yg barang tentu ilmunya lebih tahu dari kita, mereka mengucapkan selamat bahkan ikut menghadiri ?"

Jawaban Beliau cukup singkat namun padat : Jangan dilihat siapanya dia ... krn kita kan sdh sepakat bahwa sebagai umat Islam yang harus di jadikan Idola/Panutan/contoh adalah Rasululloh saw. Perkara mrk melakukan yg tidak di contohkan Rasul itu tanggung jawab mrk.

Memang benar adanya Ikhwan-akwat, fenomena yg terjadi di umat skrg ini, krn minimnya pengetahuan dan malasnya utk belajar shg orang cendrung inginnya instant, yaitu dgn mengambil percontohan2 tokoh yg mrk anggap Islami yg padahal belum tentu benar... inilah bahayanya pengidolaan yg dilarang oleh Rasul.

Untuk itu marilah kita berlomba-lomba di dalam kebaikan dan ber amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran).

Kiranya demikian liputan singkat yg bisa saya sampaikan semoga bermanfa'at khususnya bagi jema'at Al-ikhlas umumnya buat kita semua, amin

Wasalam,

AbuAtha

2 comments:

Anonymous said...

Sdr. Agus, terima kasih atas ulasannya, yang perlu saya luruskan bahwa dasar Ayat AL Qur'an itu bukan SRt. Al Baqarah ayat 6, tetapi Surat Al Fatihah ayat 6, yaitu "ihdinash shirathal mustaqim....dst. Dengan ini kesalahan tersebut kita betulkan.
Wassalam. H. I.N.

AbuAtha said...

Wa alaikum salam wr.wb
Jazakalloh khoir atas koreksinya... Insya Alloh sdh langsung saya perbaiki..

wasalam