Kajian Al qur’an Surat Al A’la (yang paling tinggi)


Pada pertemuan kali ini untuk anak anak kelas iqro masih dibimbing oleh ibu Rosdiana dan ibu Siti, pendidikan untuk anak seusia ini lebih di tekankan untuk bisa baca dan tulis huruf-huruf hijaiyah. Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, anak seusia mereka semakin besar minat untuk belajar, dengan seiring semakin bertambahnya jumlah murid murid yang bergabung.

Untuk kelas Bapak bapak kajian kali ini membahas tentang Al Qu’ran surat Al A’la yang di bimbing oleh Ustadz Zainal. Menurut riwayat, Rasulullah saw sangat suka sekali membaca surat ini ketika sholat jumat dan ketika sholat Idul Fitri dan Idul Adha, karena menurut beliau ada dua keutamaan ketika membaca surat ini yaitu :
1. ayat ke enam yang berbunyi:

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى
:
“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.” [QS. 87:6]

Yang mempunyai makna bahwa Allah swt menjamin Nabi Muhammad saw ilmu/ wahyu yang tidak akan pernah lenyap atau hilang dari diri Nabi, kecuali satu hal yaitu terjadi pada saat penetapan Lailatul qadar yang manakala pada saat itu terjadi keributan antar umat, maka Allah mencabut ilmu itu sehingga Nabi lupa ingatan atas penetapan waktu Lailatul Qadar, kemudian beliau berdo’a kepada Allah swt untuk diberikan petunjuk tentang Lailatul Qadar, dan akhirnya dengan izin Allah, Nabi menganjurkan kepada seluruh umat islam agar menyambut malam Lailatul Qadar di 10 malam terakhir bulan Ramadhan terutama pada malam ganjil. Wallahualam bishowab.

2. ayat ke delapan yang berbunyi :

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى

”dan kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah” ,
[QS. 87:8]

Ayat diatas mempuyai makna bahwa islam merupakan jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana yang telah terjadi pada masa Rasulullah saw dengan berjalannya system hukum islam yang menaungi, maka disini ada dua macam kebahagiaan bagi kaum muslimin yaitu yang pertama bahwasannya system ini melindungi dan mensejahterakan seluruh umat manusia. Sedang yang kedua, dengan berjalannya system hukum islam berarti kita telah merujuk pada sebuah ayat di Al quran yang berbunyi :


أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ
ذُنُوبِهِمْ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ

Arti [QS. 5:49] :
49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

0 comments: