Pengajian Ibu 13/11/2009 : Pertanyaan Mendasar Hidup

PERTANYAAN MENDASAR HIDUP
(Ummi Afra)


Gambaran lamanya hidup di dunia dibandingkan dengan kehidupan sebelum dan sesudah dunia:

<---------------Sebelum---------------!---Dunia---!-------------Sesudah---------------------
<------------------------------------- 0 th ----- 80 th --- Akherat, lamanya tak terhingga

Perbandingan antara kehidupaan di dunia dengan di akherat bisa digambarkan dengan cara lain:
Jari dicelupkan ke air laut, kemudian diangkat dan dari jari tersebut akan menetes air. Air yang menetes tersebut diibaratkan dengan kehidupan di dunia sedangkan air yang ada di laut diibaratkan kehidupan akherat. Kehidupan di dunia yang singkat akan menentukan kehidupan di akherat, yang hanya ada dua pilihan, yaitu surga atau neraka.

Berkaitan dengan hidup ada 3 pertanyaan mendasar yaitu:
- Darimana Manusia berasal
- Untuk apa manusia di dunia
- Mau kemana manusia setelah meninggal

Jawaban dari ke tiga pertanyaan tersebut akan sangat mempengaruhi hidup kita di dunia dan sangat menentukan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Bagi orang atheis yang percaya bahwa makhluk hidup (termasuk manusia) ada dengan sendirinya (bukan diciptakan Tuhan ), dia akan menikmati hidup di dunia sepuasnya karena kalau dia mati segala sesuatunya akan berakhir (tidak ada kehidupan lagi).
Hal ini sangat berbeda sekali dengan seorang muslim:
- jawaban pertanyaan 1: Manusia berasal dari Allah atau diciptakan oleh Allah. Ini mengingatkan Manusia akan adanya Pencipta yang bisa diketahui dari bukti-bukti penciptaan-Nya (QS Ali Imran:190).

- jawaban pertanyaan 2: merupakan tujuan penciptaan Manusia yang merupakan misi hidupnya yaitu untuk BERIBADAH KEPADA ALLAH (QS AdzDzariyyat: 56). Selain ibadah mahdhoh (seperti shalat, zakat, puasa, dll), ibadah juga memiliki arti tunduk dan patuh pada hukum-Nya. Seluruh aktifitas manusia bila dilakukan sesuai dengan hukum-Nya, yaitu SYARIAT ISLAM, maka akan merupakan suatu ibadah, baik itu dalam masalah dirinya sendiri (seperti berpakaian, makan, minum,dll) juga masalah muamalat (seperti ekonomi, politik, pendidikan, hukum, dll). Inilah yang akan menjadi amalan kita selama di dunia.

- Jawaban pertanyaan 3: sesuai dengan kalimat “INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN “ = SESUNGGUHNYA KITA BERASAL DARI ALLAH DAN AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH. Setelah meninggal, manusia akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan misi hidupnya selama di dunia (QS Az-Zalzalah: 6-8). Setelah melalui pengadilan Allah di Yaumil Hisab manusia akan ditentukan kehidupannya di akherat, yang hanya dua pilihan surga atau neraka.

Jadi kehidupana dunia yang sangat pendek akan menentukan apakah manusia mendapat kebahagiaan abadi di surga atau siksa yang mengerikan di neraka. Agar seorang muslim bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akherat dia harus selalu mengikuti ATURAN ALLAH = SYARIAT ISLAM dalam setiap aktifitasnya di dunia ini.

21 comments:

abunadhif said...

assalamu'alaikum,
maaf saya bertanya pada jawaban pertanyaan no.2
" seluruh aktifitas manusia dilaksanakan sesuai dengan atura Allah atau syariat islam, maka akan menjadi nilai ibadah" bagaimana dgn bekerja,apakah ini termasuk dlm hubungannya dgn diri sendiri atau menyangkut masalah ekonomi..?politik..? atau hukum...?
karena bekerja menurut saya bisa melibatkan dalam segala bidang..jadi pertanyaannya apakah bekerja pada zaman sekarang ini bisa di kategorikan sebagai salah satu cara ibadah kepada Allah...?
sedangkan dalam bekerja kadang2 kita terlibat masalah seperti diatas, ekonomi, politik, dll
trimaksaih wassalam

abunadhif said...

Maaf sedikit nambah, pertanyaan diatas di tujukan kepada penulis (Ummi Afra), baru setelah beliau menjawab yang lain bolehj menambahkan, nuhun....

Anonymous said...

Wah antum ini membikin aturan sendiri,bagaimana kalau penulisnya lagi holiday jadi yg lainnya harus nunggu sampe kembali dari holidaynya,antum harus minta izin dulu sama Bosnya blog ini

abunadhif said...

sebaiknya kan begitu...kalau bertanya pada artikel diatas kan sebaiknya dijawab si penulis artikel...itu namanya good manner, bukannya bikin peraturan sendiri yaah gimana ni payah...gitu aja ko kaga ngerti

Kusdi Effendie said...

"Seluruh aktifitas manusia bila dilakukan sesuai dengan hukum-Nya, yaitu SYARIAT ISLAM, maka akan merupakan suatu ibadah, baik itu dalam masalah dirinya sendiri (seperti berpakaian, makan, minum,dll) juga masalah muamalat (seperti ekonomi, politik, pendidikan, hukum, dll). Inilah yang akan menjadi amalan kita selama di dunia",Abunadhif saya hanya mengcopy n paste apa yg sudah diterangkan oleh Ummi Afra mengenai hal2 ibadah jadi pertanyaan dari abunadhif mengenai bekerja pada jaman sekarang atau yg akan datang kalau kita mengclaim Umat Islam itu adalah ibadah tapi harus di sandarkan kepada Syariat Islam,mungkin itu saja yg dapat saya ambil dari artikle Ummi Afra,lebih kurang nya wallahu allam.Anyway very good question Abunadhif. :)

abunadhif said...

o iya pa kusdi saya mengerti yang dimaksud diatas... cuma kan kalau kita bekerja kadang tersangkut dengan masalah ekonomi, hukum, bahkan kadang terkait masalah politik juga, misalnya seorang bekerja di bank..sedangkan kita tahu bank adalah sarangnya riba...nah bagaimana apakah dia bekerja di bank termasuk aktifitas ibadah...? walaupun dengan niat bahwa seorang muslim yg bekerja di bank atas niat mencari ridho Allah SWT...begitu makanya saya bertanya

abunadhif said...

tapiu kalau bisa jangan dulu ada yang menjawab lagi, soalnya saya ingin ibu2 ikut terjun dalam diskusi ini biar bisa share, itulah makanya saya pengen ummi afra yang menjawab, bukannya saya ingin membuat peraturan sendiri...gitu atuuuh ...beuuuuu!

Kusdi Effendie said...

Abunadhif maaf saya mau bertanya,pertanyaan abunadhif itu buat muslim kan jadi jawabannya atas perspektif Islam,bukan begitu?saya hanya ingin menklarifikasi pertanyaannya saja,jawabannya nunggu dari yg lain terutama ibu2...

abunadhif said...

Pa kusdi...tentu saja atuh buat muslim, kan ini web blog muslim...kan banyak disini orang muslim yang bekerja tetapi terkait dalam bidang2 diatas ekonomi, pendidikan, hukum dll..aaah juragan mah maenya saya nanya buat orang non muslim...

Kusdi Effendie said...

Soalnya pertanyaan nya seperti buat muslim n non muslim begitu pa abunadhif,bagaimana Allah SWT akan meridhoi amal ibadah seorang muslim kalau dalam urusan amal ibadah itu sudah jelas ada keharaman(yg sudah dijelaskan sama abunadhif sendiri dlm pertanyaan itu), ini penjelasan yg sangat sederhana.

abunadhif said...

memang pa kusdi...begini...tida semua orang muslim disini bekerja di bank seperti yg saya contohkan diatas...kalau begitu saya kasih contoh pedagang disini..
dalam aktivitas berdagangnya kan dia pasti secara langsung atau tida langsung, secara sadar atau tida pasti ada sedikit saja keharaman atau ke tida adilan dalam perdagangan, nah yang menjadi pertanyaan saya apakah kegiatan bergadang orang ini menjadi gugur sifat ibadahnya...?

kusdi effendie said...

Kalau begitu kita harus ambil standar ibadah yg di ridhoi Allah SWT yg bagaimana?,pasti ini harus merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadist dari sana baru kita bisa mengambil Ibadah seperti apa yg diterima Allah SWT dan apa yg bisa menggugurkannya.Kita harus mencari nya dan menanyakan pada seorang yg memang ahli dalam bidang ini.begitu saja menurut saya pa Abunadhif.

abunadhif said...

Pa kusdi..begini maksud saya...
Sebelum saya membaca artikel yang di post kan Ummi Afra diatas saya selalu berpendapat bahwa pekerjaan yang saya lakukan sekarang ini adalah bagian dari ibadah apabila saya melaksanakannya dengan niat mencari ridho Allah SWT.
setelah saya membaca artikel diatasa terutama yang jawaban no.2 yang bunyinya " setiap aktivitas manusia di dunia apabila dilakukan sesuai dengan syariat islam maka akan menjadikan nilai ibadah"
nah saya baru sadar bahwa sangatlah impossible untuk mencari pekerjaan yang bisa dilakukan sesuai dengan syriat islam saat ini, dikarenakan syariat islam nya juga belum ter aplikasikan, nah yang menjadi pertanyaan saya,
" apakah pekerjaan saya yang sebelumnya saya anggap sebagai salah satu nilai ibadah menjadi gugur nilai ibadahnya apabila ada unsur2 yang tida sesuai dengan syariat islam...?"
Kalau masalah me refer ke dalam al-qur'an atau hadist itu bisa saja dilakukan oleh siapapun. makanya saya bertanya pada penulis yang menerangkaan artikel diatas....

ummi afra said...

wah ternyata seru juga nih diskusinya.sesuai dengan permintaan abunadhif maka saya akan coba menanggapi pertanyaannya. Pertanyaan abunadhif cukup menarik dan kritis yang muncul karena penjelasannya kurang lengkap (sebetulnya saat di pengajian sdh saya jelaskan, tapi lupa ditulis). Yang dimaksud dengan Syariat Islam disini bukan sistem Islam dalam masalah ekonomi, politik, sosial, dll karena ini kaitannya dengan penerapan oleh sebuah institusi (Daulah Islam), namun kaitannya dengan standard hukum dalam SI (yaitu wajib, sunnah,makruh, mubah dan haram)yang harus semaksimal mungkin diikuti oleh individual muslim baik pada sistem Islam maupun bukan sistem Islam seperti disini. Inilah yang akan dinilai Allah sebagai amalan ibadah dari setiap muslim. Demikian penjelasan saya, semoga bisa menjawab pertanyaannya.

abunadhif said...

Alhamdulillah saya berterimakasih kepada penulis yang sudah memberikan jawabannya, sekarang saya baru mengerti dari artian "syariat islam" dalam artikel diatas, dan itu berarti aktivitas dari setiap individu muslim dinilai dari yang lima yaitu: halal,haram,sunnah makruh dan mubbah
terima kasih, Wassalam...

Anonymous said...

pertanyaan saya apakah kegiatan bergadang orang ini menjadi gugur sifat ibadahnya...?

November 17, 2009 9:32 PM

Tolong dijelaskan tulusan Antum diatas pa AbuNadhif (dikolom11)apa maksudnya kegiatan bergadang????kalau ngga salah itu lagunya RHOMAIRAMA

AbuAtha said...

Salam,

Jazakalloh Ummu Afra sdh meng-update blognya dari kajian ibu2 kemarin...

Melihat dari perbincangan di antara Pak Kusdi dan Abu Nadif ini suatu bukti bahwa perlunya kita harus terus belajar dan belajar yg disertai adanya pembimbing. Karena meski sesuatu hal yg sederhana jikalau penangkapannya lain tentu akan berbeda dan membingungkan untuk di fahami.

Maka saran saya di dalam mencerna sesuatu baik pelajaran secara tertulis ataupun penyampaian secara lisan. Kita mesti sabar dan teliti di dalam memahaminya, sebab sifat tergesa-gesa itu tidak baik menurut Rasul.

Jadi dalam hal ini sebetulnya apa yg di pertanyakan abu nadif sesungguhnya sudah terjawab oleh Pak Kusdi yaitu "Kalau begitu kita harus ambil standar ibadah yg di ridhoi Allah SWT yg bagaimana?, pasti ini harus merujuk kepada Al-Qur'an dan Hadist dari sana baru kita bisa mengambil Ibadah seperti apa yg diterima Allah SWT dan apa yg bisa menggugurkannya".
Pointnya ketika Pak Kusdi berbicara standar perbuatan ini berarti sudah menyangkut Haram dan Halal Krn syari'at Islam itu cakupannya sdh pasti kesana.

Hanya saja jawaban ini mungkin jd sedikit terabaikan sama abu nadif krn dari awal yg diinginkan jawabannya dari Ummu Afra...

Kiranya itu saja urun rembug diskusi ini dari saya. Mohon ma'af jikalau ada yg kurang berkenan.

Wasalam

abunadhif said...

Salam abu atha..
memANG SECARA TIDA LANGSUNG PERTANYAAN SAYA TERJAWAB OLEH PA KUSDI, namun dalam hal ini syariat islam, dan saya tahu bahwa syariat islam itu selalu bersumber pada al-qur'an dan as sunnah...
namun apabila kita selalu merefer atau mentolak ukuri segala aktivitas manusia sekarang ini, sebenarnya kita akan selalu menemukan jalan buntu...maksud saya begini...
dalam kerjaan saya sehari2 saya selalu niatkan untuk mencari ridho Allah SWT, tetapi saya juga sadar bahwa prakteknya perusahaan tempat saya bekerja tida lah selalu sesuai dengan keinginan saya yaitu atas dasar tolak ukur "halal dan haram"
contoh, saya bekerja sama yg namanya perusahaan Hastie services' perusahaan ini adalah contractor terbesar untuk Rosehill race course dalam bidang service dan maintenance airconditions dan electrical, sedangkan kita tau semua Rosehill racecourse itu tempat apa..? berjudi, jadi saya merasa bahwa ada sedikit apa yah kalau bahasa sundanya "cangcaya" atau sedikit kawair bahwa Allah SWT tida akan meridhoi pekerjaan saya ini dikarenakan itu tadi ada unsur2 yang haram...tetapi saya yakin semua unsur haram dlm pekerjaan ini terjadi pada semua orang, dikarenakan memang tida ada satu institusi yang bisa menunjang terimplementasikannya syariat islam secara sempurna.
jadi begitu maksud pertanyaan saya...mohon maaf bila sedikit berbelit2, makanya saya minta pertamakali penulis yang menjawab duluan....

Kusdi Effendie said...

Alhamdulillah ternyata semua sudah mendapat hidayah dan anugrah dari Allah SWT yg mana dari semua pembicaraan telah menunjukan kita selaku muslim dibimbing oleh ajaran Islam yg didapati dari berbagai sarana,mudah2an Allah SWT akan selalu melindungi dan memberi petunjuk untuk mencapai ridho Nya,Abunadhif kita sudah belajar,kalau apapun yg sekiranya kita ragu tidak akan diterima amal ibadah nya sama Allah SWT seperti yg dirasakan oleh pa abunadhif(atau diri saya sendiri) maka tinggalkan lah,memang hal ini tidak gampang tapi InsyaAllah ada jalan yg lebih baik yg diridhoi Allah SWT kalau memang kita percaya akan pertolongan Nya,jadi kita sekarang tinggal memilih kalau sudah mendapatkan jawaban nya ,we leave it or we take it?maaf bila ada hal yg kurang berkenang itulah kekurangan saya.

abunadhif said...

salam,
Terus kalau saya tinggalkan saya nyari kerjaan baru gitu pa kusdi..?, menurut saya siih tetep aja bakal sama lagi keadannya.
Intinya saya bertanya itu adalah memberikan wacana kepada yang belum tahu, bagaimana pentingnya peranan sebuah institusi untuk mengemban aktivitas semua penduduknya sesuai dengan falsafah dasar dari institusi tersebut. contoh disini kan falsafah dasar negara ini non islam, juga di indonesia, saudi, pakistan semuanya menggunakan falsafah dasar yang bukan islami...jadi marilah kita bersama membangun kesadaran yang tinggi akan pentingnya sebua institusi islam yang akan meng implimentasikan syariat islam sesuai dengan yang di sunnah kan jujungan kita semua Rasulullah SAW...
begitu mungkin dari saya, terima kasih ihwan semua atas kesempatan berdiskusinya ,wassalam

AbuAtha said...

Salam,

Memang bagus ketika kita atau siapapun, punya kesadaran bahwa betapa pentingnya sebuah institusi Islam di dalam menjalani kehidupan kita. Namun perlu di ingat perkataan Rasul yg mengatakan "bahwa akan datang suatu jaman di mana saat itu manusia tidak akan bisa mengelak/terkena dari debunya Riba" (kurang lebih terjemah bebasnya demikian).

Ini berarti Rasul telah mengisyaratkan/memprediksi bahwa akan terjadi zaman yg spt demikian. Hanya saja bukan berarti kita tidak ada usaha utk menghindar atupun memperkecil seminimal mungkin kemungkinan itu terjadi kepada kita. Jadi hemat saya sepanjang pekerjaan tersebut tidak nyata-nyata melakukan kemaksiatan spt yg di maksud tsb, Insya Alloh kita tdk akan terkena dosa besarnya...paling debunya itu tadi. Sebagai contoh pekerjaan dimana abu nadif bekerja sekarang, dlm hal ini antum kan punya skill dibidang itu dan tujuan antum pun bukan utk berjudi ataupun melakukan Riba tp hanya semata-mata bekerja utk ibadah, toh kalaupun ternyata antum ditugaskan utk memperbaiki ketempat2 tsb diatas itu kan bkn prioritas yg terus menerus ditempat itu... pasti kan ada ditempat lain spt misalnya Restaurant, ataupun Hospital. Jd inilah yg dimaksud Rasul bhw kita semua akan terkena debunya Riba itu. krn sdh berbaurnya antara sistem Kufur dan sistem Islam.

Maka dari itu akal berfungsi utk memahami syara, bukan menjadikannya sbg dalil thd hukum syara, shg perlu dijelaskan bhw suatu perbuatan tdk dpt dianalogikan dgn benda, krn benda secara indrawi dpt dirasakan, sedangkan suatu perbuatan tdk dpt di indra, maka tdk mungkin menetukan suatu perbuatan tsb terpuji ataupun tercela secara mutlak, krn Qimatul amal/nilai perbuatan tsb hrs diambil dari zat lain yaitu ALLOH swt melalui syari'at Islam itu tadi.

Kiranya demikian yg bisa saya sampaikan.. yg benar sdh pasti datangnya dari ALLOH swt dan yg salah itu pasti dari ketidaktahuan saya. Mohon ma'af jikalau ada yg kurang berkenan.

Wasalam