Pengajian Umum 29/10/2010

Pada hari jumat 29 oktober 2010 pengajian Forum Pengajian Jumat (FPJ) diisi oleh ustadz Nursjamsi. Pengajian kali ini selain pengajian rutin juga melakukan pengumpulan dana untuk menyumbang bencana di Indonesia.Tema kajian malam ini adalah tentang musibah yang menimpa di berbagai negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Kita harus memikirkan umat Islam yang sedang mengalami banyak cobaan, sehingga saat ini umat Islam dalam keadaan yang terpuruk, kondisi yang memprihatinkan.

Islam terdiri dari aqidah ruhiyah dan siyasiyah. Tidak hanya ibadah ritual saja tetapi juga masalah yang berkenaan dengan pengaturan hidup secara keseluruhan. Untuk itulah sesama umat Islam harus memperhatikan/membantu kesulitan saudara sesama Islam. Banyaknya musibah yang menimpa umat Islam saat ini adalah sebuah peringatan bagi umat Islam dari Allah Swt kepada umatnya, karena sesungguhnya Allah akan selalu menguji umatnya dengan berbagai kesulitan, dan berbahagialah orang-orang yang sabar menghadapi ujian tersebut. Sesungguhnya dengan ujian tersebut seharusnya umat Islam akan lebih banyak mengingat kepada Allah Swt.

Dengan banyaknya cobaan yang menimpa umat Islam seharusnya umat Islam menjadi sadar agar mengoreksi diri sendiri terhadap dosa-dosa yang telah diperbuat karena kerusakan yang ada di dunia ini akibat dari tangan-tangan manusia Maka kita harus berpikir apa dosa yang telah diperbuat oleh individu muslim maupun sebagai sebuah komunitas masyarakat atas ujian Allah Swt. Dosa besar yang dilakukan oleh individu seperti mengkonsumsi alkohol, membunuh, berzina banyak dilakukan, namun demikian dosa yang lebih besar lagi adalah perlindungan terhadap dosa-dosa besar tadi yang dilakukan oleh sebuah negara. Sistem kenegaraan yang ada di negeri-negeri muslim saat ini termasuk Indonesia melegalkan hal-hal yang menyangkut dosa besar tersebut. Untuk itulah selain kita memperbaiki diri sendiri kita harus memberikan peringatan kepada penguasa agar menerapkan sistim kehidupan yang berasal dari Allah Swt, sebuah sistem yang tidak melindungi berbagai kemaksiatan tersebut.

Untuk itu menyikapi berbagai musibah yang ada ini, selain kita memberikan bantuan harta, lebih dari itu kita harus memberikan kesadaran kepada umat Islam agar merubah kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat berdasarkan hukum-hukum Islam. Perbaikan berdasarkan hukum-hukum Islam harus dilakukan pada tingkat individu, masyarakat, dan negara.

Pengajian kali ini mendapat tamu seorang mualaf saudara Erwin yang baru masuk Islam sekitar 2 tahun dan akan pulang ke Indonesia untuk memberikan dakwah ke orang tuanya yang masih beragama non Islam. Dalam kesempatan ini saudara Erwin memberikan sedikit latar belakang dia masuk Islam dan meninggalkan agamanya yang lama. (BPK)

4 comments:

tsalis said...

as wwb
pak PK kok kisah tentang tamu special kita gak diekpose ya?? jazakillah...sangat mengharukan, jazakillah akhi erwin yang telah datang ke forum kita, semoga Allah selalu memberikan kekuatan, kesabaran dan ketabhan tuk akhi erwin dan tuk kita semua amiin

bambang pk said...

Mbak Nur, kalau punya catatan kisah akhi erwin bisa ditambahkan, aku gak nyatat soalnya sibuk foto-foto. Bisa sampean tambahkan sendiri atau kirim ke email saya nanti saya tambahkan.

matur nuwun

Abu-Abu said...

sungguh, kita sangat prihatin menyaksikan begitu banyaknya orang yang mengalami musibah akibat berbagai bencana yang terjadi. Mereka terpaksa mengalami musibah kehilangan berbagai harta duniawinya. Kehilangan nyawa dirinya, keluarganya, harta-bendanya, tempat tinggalnya dan berbagai kenormalan hidup lainnya. Tetapi Nabi shollalahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kita agar mewaspadai musibah yang lebih hebat, yaitu musibah kehilangan dien (agama) kita. Saudaraku, janganlah kita sedemikian sedih dan emosionalnya sehingga kehilangan kemampuan furqon (membedakan antara al-haq dan al-batil). Janganlah kesedihan kita membuat hilangnya kesanggupan membedakan mana Tauhid dan mana syirik. Sebab Tauhid pasti mendatangkan keberkahan, sedangkan syirik pasti mendatangkan murka dan siksaan Allah. Apalagi jika kita malah mencampur-adukkan antara iman dan kafir. Kita malah mengatakan pelaku kemusyrikan justeru sebagai muslim yang taat. Inilah musibah di atas musibah yang lebih mengerikan. Yang boleh jadi justeru semakin mengundang datangnya lebih banyak bencana lainnya. Wa na’udzubillahi min dzaalika.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا
وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqon dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal [8] : 29)

Anonymous said...

Banyaknya musibah di suatu negeri itu pertanda penduduknya bukan orang baik-baik. Dan ukuran baik itu adalah baik menurut Allah Ta’ala, yakni yang taat kepada-Nya. Allah menegaskan:

Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Hud [11] : 117).

Dengan demikian, perlu kita mengoreksi diri, banyaknya bencana dan musibah, bahkan bareng-bareng di berbagai tempat, bahkan pula beruntun di mana-mana, dapat dimaknakan bahwa penduduk negeri ini kondisinya belum mencapai sebagai orang-orang yang berbuat kebaikan yang sesuai dengan ajaran dari Allah Ta’ala.

Sementara itu terjadinya kerusakan tidak lain adalah akibat dari tangan-tangan manusia:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum [30] : 41).