Pengajian Bapak 08/10/2010 : Bulan-bulan Islam

Pada hari Jumat 8 Oktober 2010 pengajian bapak-bapak Forum Pengajian Jumat diisi oleh Ustadz Cecep S. Adapun materi yang disampaikan berkaitan dengan bulan-bulan Islam.

Dalam tahun islam terdiri dari 12 bulan dan ada 4 bulan Haram. Kedua belas bulan tersebut adalah: Muharam, Safar, Rabiul awwal, Rabiul akhir, Dzumadil awal, Dzumadil akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadhan, Syawal, dzulqaidah, dzulhijah. Perbedaan kalender masehi dan islam 15 hari, bulan-bulan dalam islam 29 atau 30 hari. Yang dimaksud dengan bulan Haram adalah bulan dimana tidak diperbobolehkan ada perang yaitu bulan rajab, dzulqaidah, dzulhijah dan muharam. Penentuan hari/bulan dimulai setelah masuk maghrib.



Berkaitan dengan bulan dzulhijah,Rasullulah bersabda : " Tidak ada hari yang banyak pahalanya dibandingkan dengan yang lain yaitu 10 hari di awal bulan dzulhijah". Pada hadist lain Rasullulah bersabda : " Tidak ada hari yang paling baik selain 10 hari di awal bulan dzulhijah." Maka kita dianjurkan untuk memperbanyak takbir di hari-hari tersebut.

Penentuan awal dan akhir bulan-bulan Islam sering terdapat perbedaan disebabkan karena metode penentuan bulan yang berbeda yaitu metode rukhiyat dan hisab, dan saat ini umat Islam tidak punya amirul mukminin sebagai orang yang berhak menentukan untuk mengadopsi metode penentuan awal dan akhir bulan untuk menyelesaikan perselisihan.

Berkenaan dengan bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda : "Tidak ada malam yang paling baik adalah 10 malam terakhir di bulan ramadahan". Untuk itulah kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan iktikaf di masjid. Perbedaan keutamaan hari-hari di bulan dzulhijah dan bulan ramadhan adalah bulan dzulhijah di siang hari sedangkan bulan ramadhan di malam hari.

Pada bulan dzulhijah dilaksanakan kewajiban ibadah haji, untuk itu disunahkan berpuasa di bulan ini pada tanggal 9 dzulhijah. Ibadah haji mempunyai keutamaan yaitu : mendapat pahala surga, akan diganti seluruh biaya haji oleh Allah, diampuni dosa seperti bayi lahir, diberikan ketakwaan , salah satu amalan terbaik, haji salah satu amalan jihad terbaik jika mabrur, doanya dijabah, biaya untuk haji sama dengan biaya untuk jihad atau perang di jalan Allah, Allah sangat bangga dengan hambanya yang melaksanakan ibadah haji.

Rasul bersabda: "Barang siapa berpuasa pada tanggal 9 dzulhijah akan diampuni dosanya 1 tahun sebelumnya dan 1 tahun sesudahnya". Hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah pada hari raya idul fitri, hari raya idul adha, dan 3 hari tasyrik yaitu 11, 12, 13 dzulhijah. Ibadah lain yang dianjurkan di bulan dzulhijah adalah melaksanakan solat idul adha dan melaksanakan ibadah qurban.(BPK)

2 comments:

Abu Abu said...

AsWmWb,sedikit tambahan sepertinya ada sedikit yg kurang dari apa yg pak BPK tulis,pak cecep membahas juga masalah haji,yg intinya adalah""MENUNAIKAN ibadah haji banyak sekali motifnya. Sebagian orang melaksanakan rukun Islam kelima itu dengan niat ingin mendapat gelar "H." atau "Hj." di depan namanya. Rasulullah pun mensinyalir, suatu saat akan datang zaman di mana orang kaya datang berhaji untuk berwisata, orang kelas menengah berhaji untuk berdagang, Memang Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Abu Hurairah yang Muttafaq ‘alaih, bersabda, Nabi Muhammad ditanya, "Amal apakah yang paling utama?" Rasul pun menjawab, "Beriman kepada Allah". Sahabat selanjutnya bertanya, "Lalu apa lagi?" Nabi menjawab, "Jihad fi sabilillah". Lalu apa lagi? Rasul kembali menjawab, "Haji mabrur".

Hadis di atas menunjukkan bahwa haji mabrur setara dengan beriman kepada Allah dan jihad di jalan Allah. .

Berniat meninggal dunia, apalagi meminta meninggal dunia, tidak boleh dalam Islam. Bahwa saat melaksanakan ibadah haji tiba-tiba terhenti di jalan, misalnya karena terlalu lelah atau karena insiden sehingga jemaah meninggal dunia, peristiwa ini boleh. Bahkan mudah-mudahan ia mati syahid setara dengan jihad fi sabilillah. Meskipun tidak boleh meminta atau berniat meninggal dunia, setiap jemaah harus siap dan ikhlas kalau dipanggil Allah SWT selamanya saat berhaji ini.

Berhaji tidak boleh ada niat lain selain berniat menjadi haji mabrur, termasuk berniat mati. Meskipun mabrur merupakan hak mutlak milik Allah, dalam implementasinya mabrur membutuhkan orang lain. Mabrur maknanya baik. Kalau tidak ada manusia lain, lalu jemaah yang mabrur akan berbuat baik kepada siapa?

Karena pelaksanaan mabrur memerlukan manusia lain, sesungguhnya di dalam mabrur ada unsur sosial. Maka, kalau ingin menjadi jemaah haji yang mabrur, orientasikan kemabrurannya untuk kemaslahatan manusia lain dan lingkungan, bukan diekspresikan dengan kematian. Karena berorientasi bagi kemaslahatan manusia, niatkan bukan untuk meninggal dunia, tetapi untuk menjadi haji mabrur.

Bahkan, perang jihad fi sabilillah yang paling berpeluang bagi pelakunya untuk tewas pun tidak boleh diorientasikan untuk meninggal dunia. Hal ini karena jihad fi sabilillah tidak dimaksudkan untuk membuat kerusakan, termasuk merusak pribadi mujahidnya, melainkan justru untuk mempertahankan Islam agar tetap berjaya dan untuk menghindari fitnah. Namun karena jihad sangat dekat dengan kematian, maka para pelakunya harus setiap saat bersedia syahid.



Saat seseorang berniat menunaikan haji, maka pancangkan bahwa niat berhaji hanya untuk menjadi haji mabrur. Mabrur maksudnya ibadah hajinya diterima dan diridai Allah. Sesuai dengan hadits Nabi saw. yang mengatakan, "Tidak ada pahala yang layak bagi orang yang hajinya mabrur, selain surga".
AbuAbu

AbuAtha said...

Jazakalloh Abu atas tambahannya...